Boltim  

BI Serahkan Bantuan Enam Unit Mesin Penguatan Ketahanan Pangan di Desa Bongkudai Boltim

(Foto/Doc) BI saat serhkan bantuan pangan kepada petani di Desa Bongkudai Baru.

16Pewarta: Michelle de Jonker
Editor: Martsindy Rasuh

BOLTIM (Gawai.co) — Komitment Bank Indonesia dalam Program Implementasi Kebijakan Ekonomi dan Keuangan Daerah (PI-KEKDA) menyerahkan enam unit mesin bantuan alat kerja para petani dalam menjaga ketahanan pangan kepada kelompok tani (Poktan) Blessing di Desa Bongkudai Baru, Kecamatan Moat, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Minggu (16/3/2025) kemarin.

Penanaman komoditi cabai rawit, pupuk dan alat sarana pengendali Hama dan Penyakit Tanaman (HPT), serta mesin alat pertanian sebanyak 2 unit cultvator, 2 unit sprayer dan 2 unit Alkon, di serahkan BI Perwakilan Sulawesi Utara.

Bantuan yang diberikan tersebut bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pertanian di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, khususnya dalam hal pasokan cabai rawit.

Dengan adanya sarana produksi pertanian seperti benih cabai rawit, pupuk, dan sarana pengendalian hama serta alat dan mesin pertanian, diharapkan hasil pertanian lebih optimal dan biaya pemasaran dapat ditekan.

Langkah lanjutan yang dilakukan oleh BI, menurut Kepala Perwakilan Bank Indonesia cabang Sulut Abdry Prasmuka, untuk melakukan monitoring dan memastikan efektivitas bantuan tersebut, karena monitoring ini berfungsi sebagai bahan evaluasi dan memberikan ruang untuk perbaikan di masa depan, dan memastikan bahwa bantuan tersebut benar-benar berdampak positif bagi masyarakat dan sektor pertanian di daerahnya.

Ini juga menunjukkan komitmen Bank Indonesia dalam mendukung sektor pertanian agar lebih produktif dan efisien di Sulawesi Utara.

”Memang harus tetap ada evaluasi, karena setiap program dari BI akan tetap berjalan sekalipun ada beberapa hal yang harus diperhatikan mana yang lebih efisiensi. Intinya fokus pada apa yang diprioritaskan dan yang hasilnya bisa kelihatan, dengan harapan biaya produksi semakin rendah sehingga keuntungannya masing-masing petani harus semakin tinggi. Jadi, pendapatan mereka akan lebih baik,”Jelasnya.

Alat dan mesin pertanian yang disebutkan dalam bantuan tersebut, memiliki fungsi khusus untuk mendukung aktivitas pertanian agar lebih efisien.

Berikut penjelasan dari masing-masing alat tersebut:

Cultivator (Cult vator) adalah alat yang digunakan untuk menggemburkan tanah dan mencampur tanah dengan pupuk atau bahan organik. Alat ini juga berguna untuk mengendalikan gulma dengan cara merusak akar tanaman pengganggu, sehingga tanaman yang dibudidayakan bisa tumbuh dengan baik.

Dua unit Cultivator akan membantu petani dalam mempersiapkan lahan tanam cabai atau tanaman lainnya dengan lebih cepat dan efektif.

Sprayer adalah alat yang digunakan untuk menyemprotkan pestisida, fungisida, atau pupuk cair ke tanaman untuk melindungi tanaman dari hama dan penyakit.

Dua unit sprayer akan mempercepat proses pengendalian hama dan penyakit di kebun cabai, membantu petani menjaga kesehatan tanaman.

Alkon (Alat Penyiram Tanaman) adalah alat yang digunakan untuk menyiram tanaman, terutama di lahan yang luas. Biasanya, alkon memiliki kapasitas besar untuk menampung air atau larutan pestisida yang akan disemprotkan ke tanaman.

Dua unit alkon akan sangat berguna untuk memastikan tanaman mendapat pasokan air yang cukup atau untuk penyemprotan pestisida dalam jumlah besar dengan lebih efisien.

Dengan adanya bantuan alat dan mesin pertanian ini, diharapkan proses budidaya tanaman dapat berjalan lebih optimal, dan mengurangi tenaga kerja manual, serta meningkatkan hasil pertanian.

Sementara itu, Ketua Poktan Blessing, Jefta Sekeon mengungkapkan, bahwa alat-alat ini bisa mengurangi biaya operasional, dan biasanya pengelolaan lahan 1/2 Hektar saja kami memerlukan tenaga minimal 6 orang.

“Namun, dengan adanya pupuk dan alat bantuan dari BI ini. Kami bisa menyelesaikan hanya dengan 2 orang, bisa memaksimalkan anggaran untuk perawatan tanaman dan pendapatan untuk kelompok tani,” ungkapnya.

Penanaman Perdana Cabai rawit sebanyak 16.000 Bibit di lahan seluas 1 Hektar dikerjakan oleh 10 orang dari kelompok Tani Blessing dengan estimasi waktu bakal panen pada Juni 2025 nanti, lokasi ini termasuk penghasil komoditas penyumbang inflasi di Sulawesi Utara dan berbatasan dekat dengan area Pertanian Hortikultura yang berada di Kecamatan Modoinding kabupaten Minahasa Selatan.

Ditambahkan Andry Pramusko, BI tetap mendorong ketahanan pangan sesuai program pemerintah Asta Cita Pemerintah, yaitu Swasembada Pangan dan pengendalian Inflasi.

“Saya ucapkan Terimakasih atas kolaborasinya. Kepada para kelompok tani Blessing, harus bisa menularkan semangat kepada kelompok tani yang lainnya karena sudah mengoptimalkan bantuan dari kami. Semoga kerjasama ini bisa terus berlangsung,” pungkasnya. (Mdj)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *