Pewarta : Rendi Pontoh
Editor : Martsindy Rasuh
BOLMUT (Gawai.co) – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan salah satu visi utama Presiden Prabowo sejak masa kampanye. Sekarang ini, mulai menjadi perhatian serius di berbagai daerah, termasuk di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut).
Program tersebut mengusung konsep ketahanan pangan berbasis lokal, di mana seluruh komoditas yang digunakan harus berasal dari produksi daerah. Hal ini, dibenarkan Bupati Bolmut Dr. Sirajudin Lasena, Rabu (5/3/2025) kemarin.
Menurutnya, sejak kepulangannya mengikuti retret di Magelang menyampaikan bahwa program ini tidak hanya bertujuan meningkatkan gizi anak-anak sekolah, tetapi membuka peluang besar bagi sektor pertanian, peternakan, dan perikanan di daerah. Namun, tantangan besar pun mengiringi dalam memenuhi kebutuhan harian program ini.
Program komoditas MBG ini harus 100 persen berasal dari hasil alam Bolmut sendiri. Salah satu adalah telur ayam, yang diperkirakan harus mencapai produksi harian sekitar 10.000 butir, untuk memenuhi kebutuhan sekitar 10.000 siswa di Bolmut.
“Saat ini, kapasitas produksi lokal masih jauh dari angka tersebut. Belum lagi kebutuhan lain seperti beras, ikan, buah, dan sayur-mayur. Ini menjadi tantangan besar. Namun, di sisi lain membuka peluang bagi petani, peternak, dan nelayan lokal untuk meningkatkan produksi mereka,” ujar Lasena.
Pemkab Bolmut berencana mulai mendata semua kebutuhan komoditas MBG mulai April mendatang.
“Untuk target implementasi paling lambat akhir 2025. Saya optimistis program ini dapat segera berjalan dengan baik,” katanya.
Dampak positif bagi ekonomi masyarakat dari program MBG, menurut Lasena, adalah peningkatan kesejahteraan bagi petani, peternak, dan UMKM lokal.
“Dengan adanya kewajiban menggunakan bahan pangan dari daerah sendiri, peluang bisnis di sektor pertanian, peternakan, dan perikanan menjadi semakin terbuka lebar,” bebernya.
Selain itu, dari sisi anggaran, dana MBG langsung diturunkan dari APBN. Pemkab Bolmut hanya bertanggung jawab dalam penyediaan infrastruktur, seperti gedung dapur dan gudang, yang nantinya akan disewa melalui APBN.
“Jika ini berjalan dengan baik, maka pertumbuhan ekonomi di Bolmut pasti akan meningkat. Petani kita sejahtera, UMKM diberdayakan, dan perputaran ekonomi di semakin baik,” tandasnya.
Dengan segala tantangan dan peluang yang ada, program MBG Bolmut, bukan hanya tentang pemenuhan gizi bagi siswa. Namun, menjadi katalisator bagi pertumbuhan ekonomi daerah.
Kini, yang menjadi pekerjaan rumah adalah bagaimana memastikan kesiapan produksi lokal agar dapat memenuhi kebutuhan program ini secara optimal. (rp)