Biaya Penebangan Pohon Perindang di Kota Bitung Dikeluhkan Warga

Ilustrasi Foto. (Ist)

BITUNG (Gawai.co) – Salah satu warga Kelurahan Girian Bawah, Kecamatan Girian, dikagetkan dengan adanya tarif penebangan pohon oleh salah satu oknum di Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Pemerintah Kota (Pemkot) Bitung.

Aryati salah satu warga yang ditemui oleh sejumlah awak media, menyampaikan akan kekagetannya terhadap tarif, yang telah di patok oleh oknum petugas Disperkim Pemkot Bitung terkait dengan jasa penebangan pohon tersebut.

Kepada awak media, Aryati membeberkan nominal yang dimintai oleh oknum petugas Disperkim sebesar Rp. 2.500.000,- (Dua Juta Lima Puluh Ribu Rupiah).

“Biaya tersebut belum termasuk dengan biaya BBM untuk alat potong dan biaya makan petugas serta biaya pengangkutan puing-puing pohon ke TPA Aertembaga” beber Aryati yang diketahui bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) ini. Selasa (27/07).

Diketahui, sejumlah pohon perindang yang berada di depan rumah milik Aryati, telah merusak drainase dan pondasi pagarnya sehingga dirinya berinsiatif melaporkan akan hal tersebut ke Disperkim Pemkot Bitung.

“Harapannya agar supaya pohon perindang tersebut, ditebang sehingga tidak lebih merusak drainase dan pondasi pohon” ungkapnya.

Lanjutnya, “Saya sudah melaporkan akan hal ini, ke Disperkim sejak beberapa bulan yang lalu dan menurut salah satu oknum petugas Disperkim untuk penebangan pohon perindang ada biayanya” ungkap Aryati kembali.

Dikarenakan biaya jasa penebangan pohon yang telah dipatok terlalu besar, Ia pun kepada oknum tersebut meminta keringanan akan tetapi oleh oknum tersebut tak mengangapinya. Menurut Aryati, saat dirinnya menghubungi pihak Disperkim akan siap menebang pohon perindang tersebut, namun ada biayanya (biaya dan keterangan seperti diatas).

“Saya sempat menawar dan disanggupi Rp1.500.000,- (Satu Juta Lima Ratus Ribu Rupiah) tapi saya harus menyiapkan BBM, rantai alat potong, makan bagi operator dan biaya angkut ke TPA. Bagi saya itu jumlah yang tidak masuk akal dan sudah kategori pemerasan,” kata Aryati.

Dirinyapun berharap ada perhatian dari Wali Kota dan Wakil Wali Kota terkait biaya penebangan pohon perindang karena nilainya sangat memberatkan serta sulit dijangkau.

“Kalau biaya hanya Rp. 250.000,- (Dua Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah) atau Rp.500.000,- (Lima Ratus Ribu Rupiah), mungkin saya masih sanggupi. Tapi ini biayanya sampai jutaan,” katanya.

Seraya menambahkan, yang menjadi kekuatiran kami disepanjang beberapa hari ini di Kota Bitung cuacanya sangat berangin dimana pohon tersebut sewaktu-waktu bisa tumbang.

“Kiranya Pak Walikota dan Wakil Walikota dapat memperhatikan akan hal ini” harapan Aryati.

Saat dikonfirmasi kepada Kepada Disperkim Pemkot Bitung, Hendrik Sakul oleh sejumlah awak media, dirinya kaget!

“Belum ada tarif resmi, kalaupun ada biaya itu biasanya untuk BBM dan biaya angkut ke TPA” ucap Sakul kepada awak media.

Serambi melanjutkan, “Saya akan cek apakah betul ada oknum staf yang meminta biaya sebesar itu” ucapnya kembali.

Hendrik juga mengakui, jika akhir-akhir ini banyak permintaan dari warga terkait penebangan pohon perindang, namun pihaknya terkendala di alat.

“Alat potong yang kami miliki sudah berumur, makanya kadang hanya dibantu oleh warga untuk mengganti sparepart untuk proses pemotongan,” pungkasnya (***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *