Kronologi dan Penjelasan Polres Minahasa Terkait Video Viral Oknum Polisi yang Ribut Dengan Pelajar SMA

Kapolres Minahasa AKBP Tommy Bambang Souissa bersama Wakapolres Minahasa Kompol Ediwin Hariawang saat konferensi pers bertempat di Mapolres Minahasa. (ist)

Editor: Martsindy Rasuh

TONDANO (Gawai.co) – Kepolisian Resor Minahasa menggelar konferensi pers terkait dengan video viral yang beredar di sosial media yang memperlihatkan seorang oknum polisi yang sedang ribut dengan pelajar SMA, keributan tersebut terjadi di Terminal Tondano, Senin (1/11) kemarin.

Video viral yang berdurasi dua menit tersebut beredar media sosial Facebook Moleo Polda Sulut Fans Club 86, yang menampilkan seorang pelajar berseragam SMA sedang ribut dengan seorang oknum polisi.

Dalam video itu, pelajar SMA tersebut nampak sedang adu argumen dengan seorang polisi sambil menunjuk-nunjuk ke wajah anggota polisi tersebut.

Selain itu anda juga seorang pelajar yang mengenakan jaket hitam yang mendekati polisi kemudian mendorongnya, diketahui pelajar tersebut berada dalam pengaruh minuman keras.

Kapolres Minahasa AKBP Tommy Bambang Souissa dalam keterangannya kepada wartawan Selasa (2/11) mengatakan, pihaknya telah memperoleh keterangan dari anggotanya tersebut yang adalah Kapolsek Toulimambot IPTU Jener R Sinaga.

Kejadian tersebut bermula dari aduan yang diterima oleh IPTU Jener R Sinaga yang pada saat itu sedang dalam proses pangkas rambut, dirinya kemudian langsung menuju ke TKP dengan niat melerai keributan yang terjadi.

Keributan terjadi dikarenakan pelajar tersebut tidak terima atas teguran yang diberikan IPTU Jener Sinaga kepadanya, menanggapi teguran yang diterimanya pelajar tersebut langsung meneriaki Sinaga yang pada saat itu mengenakan seragam kepolisian.

Sebelum terjadi keributan pelajar tersebut telah terlebih dahulu melakukan tindak penganiayaan kepada seorang wanita dan pelajar lainnya di salah satu angkot yang ada di terminal, yang membuat dirinya kini menjadi terduga pelaku penganiayaan.

“Sebelum adu mulut, telah terjadi pemukulan terlebih dahulu oleh pelajar tersebut pada seorang ibu di mobil angkutan umum di terminal. Anggota kami yakni Kapolsek Sinaga kebetulan waktu itu sedang berada di dekat lokasi kejadian mendapat laporan warga bahwa ada kasus penganiayaan di terminal. Dia lalu mendatangi TKP dan bermaksud menangani persoalan tersebut namun tak diterima oleh terduga pelaku sehingga akhirnya terjadi cekcok,” jelas Kapolres, didampingi Wakapolres Kompol Edwin Hariawang.

Kapolres menambahkan, saat ini pihaknya sementara melakukan pengembangan terkait kasus tersebut, selain itu pihak kepolisian juga sementara melakukan pengejaran terhadap salah satu pelajar yang melakukan penganiayaan.

“Ibu yang jadi korban pemukulan dan salah satu siswa di angkot itu sudah membuat laporan ke Polres Minahasa,” imbuhnya.

“Kapolsek Jener Sinaga menerima tindak kekerasan berupa pemukulan di bagian perut dan dada. Orang tua dari terduga pelaku sudah dihubungi dan berjanji akan mengantar anak mereka ke Polres Minahasa. Jadi kita tunggu saja itikad baiknya untuk bertanggung jawab,” ujarnya.

Sementara itu, ketika ditanya soal adanya dugaan pemukulan oleh Kapolsek terhadap salah satu pelajar, Kapolres membantah akan hal tersebut. Menurutnya, salah pelajar yang mengeluarkan darah dari hidung bisa jadi karena terbentur saat aksi saling dorong.

“Untuk pelajar yang berdarah di bagian hidung, menurut Kapolsek bahwa dia tidak melakukan pemukulan. Jadi, bisa saja ada ketidaksengajaan sehingga pelajar tersebut terdorong dan terbentur pada suatu benda kemudian berdarah,” tukasnya. (Maher Kambey)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *