Konaspi X Unima, Nadiem Ingatkan Kampus Maksimalkan MBKM dan KIPK

Mendikbud Ristek Nadiem Makarim saat tanya jawab dengan 12 rektor LPTK dalam forum Konaspi X yang diselenggarakan Unima di Manado 11-13 Oktober 2022. (Foto: dok Gawai.co)

Editor/Pewarta: Martsindy Rasuh

MANADO (Gawai.co) – Ada hal menarik yang disampaikan Mendikbud Ristek Nadiem Makarim dalam tanya jawab pada forum Konaspi X yang dilaksanakan oleh Unima di Manado, Rabu (12/10/2022).

Pada kesempatan itu, Mas Menteri menegaskan agar seluruh civitas academica termasuk 12 Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) memacu serta memaksimalkan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

“Pacu dan maksimalkan penerapan MBKM, kami berharap kampus LPTK pun terus mengembangkan potensi, berkolaborasi dan menyukseskan kurikulum ini,” tegas Mas Menteri.

Nadiem menjelaskan, sesuai dengan UU pendidikan tinggi bahwa Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia wajib menerima minimal 20% mahasiswa dengan latar belakang ekonomi kurang mampu.

“Jadi penerimaan dari jalur KIP Kuliah (KIP-K) dan juga mahasiswa dengan UKT terendah ini merupakan bentuk implementasi dari pada pengaturan Kemendikbud Ristek sehingga dapat menjangkau anak-anak yang berprestasi namun tidak mampu membayar UKT,” sebutnya.

Meningkatnya jumlah registrasi dalam KIP-K bagi program studi akreditasi A dan B dikarenakan pihak Kemendikbud Ristek melakukan peningkatkan satuan biaya sehingga KIP-K bukan lagi menjadi seperti subsidi, namun menjadi beasiswa penuh.

“Alasan kita melakukan kebijakan itu karena sebelumnya di berbagai macam perguruan tinggi kita anak-anak dari latar belakang tidak mampu mereka menyerap duluan untuk masuk pada program terhebat yang mungkin lebih mahal UKT-nya” katanya.

“Kami melihat kesempatan di sini untuk memastikan bahwa anak-anak yang bekerja keras, anak-anak yang punya potensi dan attitude yang luar biasa di daerah manapun punya kesempatan yang sama dari sisi ekonomi untuk bisa masuk ke program-program terhebat di seluruh Indonesia,” ungkapnya.

Nadiem menambahkan, transformasi KIP-K merupakan suatu hal yang sangat besar terhadap menjunjung tinggi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

“Mohon diingat bahwa di perguruan tinggi tidak ada satu pun program kita yang tidak diakomodir anggarannya, semua program mulai dari MBKM, pendanaan matching fund melalui program kedaireka dengan dana triliunan, program KIP-K dengan standar satuan biaya yang baru, semua itu ada anggarannya, termasuk juga program praktisi mengajar saat ini terbuka lebar kepada perguruan tingg yang ingin mengundang praktisi untuk mengajar itu pun dibiayai secara keseluruhan oleh pemerintah,” ungkap Nadiem.

“Jadi semua program transformasi MBKM selalu ada dananya, kita tidak bisa melihat dari satu sisi saja, tapi dari keseluruhan program apakah berjalan maksimal atau tidak, yang tentunya semua program itu saya sampaikan ada anggarannya,” tutupnya. (mrt)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *