Begini Cara Warga Bukit Tinggi Hayati Proklamasi Kemerdekaan RI ke-75

 

Warga Desa Bukit Tinggi saat menghormati bendera merah putih yang dipasang di depan rumah untuk menghayati detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI ke-75. (ist)
Editor: Tim Gawai

TONDANO (Gawai.co) – Saat bunyi lagu Indonesia Raya terdengar, warga Desa Bukit Tinggi, Kecamatan Kakas Barat, Kabupaten Minahasa langsung mengambil sikap sempurna dan hormat menghadap bendera merah putih yang dipasang di depan rumah sebagai tanda penghayatan sekaligus mengenang detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI ke-75 tahun, Senin (17/8).
Masyarakat dengan populasi jumlah jiwa 779 dan 220 Kepala Keluarga yang notabene keseharian bekerja sebagai nelayan maupun petani ini memiliki rasa bangga ketika masih diizinkan yang Maha Kuasa untuk menghormati Sang Saka Merah Putih.
Wujud kebanggaan dan rasa hormat oleh warga Desa Bukit Tinggi, meski sedang berjualan, sementara menjemur cengkih, memasak dan melakukan aktivitas lain, langsung keluar dari rumah dengan mengenakan pakaian sederhana menghormati Sang Saka Merah Putih. Mulai dari anak-anak dan orang tua otomatis melakukan hal yang sama.
Sungguh bangga semua warga setiap tiba pada perayaan kemerdekaan RI yang jatuh pada 17 Agustus, momen berharga yang tak akan pernah terlupakan. Meski di tengah kondisi kecintaan terhadap Sang Saka Merah Putih mulai memudar di kalangan anak muda, tapi pemerintah setempat terus mendorong agar para tua-tua kampung dapat mengingatkan dan mengajarkan agar mencintai simbol negara tersebut.
Desa yang memiliki luas wilayah 2.100 hektare dengan cuaca yang panas mengitari kampung tersebut. Hidup berdampingan antara warga yang satu dengan lainnya menjadi ciri khas. Desa yang berada tepat di pesisir pantai Maluku ini hidup sederhana dan selalu mengedepankan kebersamaan.
Apalagi, penghormatan kepada para leluhur dan pahlawan bangsa Indonesia akan terus dijadikan kebiasaan, akan dikenang oleh masyarakat dan para penerus bangsa termasuk anak muda di desa tersebut.
Desa yang memanjang mengikuti pantai pasir putih yang membentang luas sepanjang 1 kilometer itu meski dengan penuh kesederhanaan tetap menghayati momen kemerdekaan RI ke-75, walau masih dalam kondisi covid-19.
Kumtua Desa Bukit Tinggi Jerry Kawung mengisahkan, jika memang masyarakatnya berinisiatif agar supaya setiap pelaksanaan 17 Agustus bisa ada momen untuk menghormati bendera merah putih. Namun, jika sebelum pandemi covid-19 sering dilaksanakan upacara di lapangan, kini tak bisa lagi dilakukan. Oleh karena itu, pemerintah desa tidak bisa melarang warga bilamana mereka melakukannya dengan sangat sederhana.
“Warga disini sangat antusias, penuh kerinduan. Lihat saja, saat lagu Indonesia Raya mereka keluar dari rumah langsung menghadap tiang bendera dengan sikap sempurna dan langsung hormat,” sampainya.
“Mereka melakukannya karena mengenang perjuangan oleh para leluhur atau pahlawan yang telah menduhului kita, berjuang mati-matian untuk bisa merdeka,” ujarnya.
Momen ini akan terus dilakukan seperti ini, karena generasi kita saat ini sudah mulai melupakan Sang Saka Merah Putih. “Karena itu kami pemdes mendorong agar generasi muda dapat menghargai sekaligus mengingat dengan peristiwa pada waktu itu,” tegasnya.
Jadi, saat pukul 10.30 Wita warga mengheningkan cipta dan mengenang para leluhur, bagaimana perjuangan dan pengorbanan yang sudah rela membawa Indonesia merdeka.
“Kepada seluruh warga masyarakat Indonesia dan khsuusnya masyarakat Bukit Tinggi, saya pribadi dan keluarga serta masyarakat mengucapkan selamat memperingati kemerdekaan RI ke-75 tahun.
Sementara, masyarakat Desa Bukit Tinggi Idrus Tawaang mengungkapkan, masih bisa bersyukur selaku masyarakat pesisir masih boleh menghayati perayaan kemerdekaan RI, meski sudah tua juga kondisi pandemi covid 19. “Meski terbatas tapi kami tetap merasa bersyukur dan memiliki negara yang kaya akan sumber daya alam dan lainnya,” ungkap Tawaang. (Tim Gawai)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *