Tingkatkan Wawasan Tentang Rupiah, ‘The Purposeful Kids’ lakukan Studi Tur ke Bank Indonesia

Pewarta: Michelle de Jonker
Editor: Martsindy Rasuh

MANADO (gawai.co) – Dalam rangka mengisi masa tenang menjelang ujian sekolah, kelompok belajar mandiri The Purposeful Kids menggelar studi tur edukatif ke Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara di ruangan Klabat lantai 4 , Rabu siang (4/6/2025).

Kunjungan ini menjadi pengalaman perdana bagi anak-anak tersebut untuk belajar langsung mengenai literasi keuangan dan pengenalan Rupiah melalui program Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah (CBPR) sejak dini.

CBPR merupakan program strategis Bank Indonesia yang disosialisasikan secara berkelanjutan hingga ke pelosok daerah, termasuk wilayah perbatasan dan pulau-pulau terdepan.

Dalam kegiatan ini, para peserta yang tergabung dalam komunitas belajar bahasa Inggris gratis ini mendapatkan pemahaman mendalam tentang Rupiah dan transaksi digital.

Anak-anak yang dikenal dengan nama The Purposeful Kids—yang berarti anak-anak dengan semangat, tekad, dan tujuan hidup yang tepat—merupakan komunitas belajar yang tumbuh di lingkungan Perumahan Citra Regency I, Minahasa Utara. Dengan mengusung motto “Baku Kase Pande”, komunitas ini dibentuk atas dasar kepedulian bersama untuk menghadirkan pendidikan alternatif secara swadaya.

Kunjungan ke Bank Indonesia menjadi pengalaman berkesan, tak hanya bagi anak-anak, tetapi juga bagi para orang tua yang turut mendampingi. Rombongan terdiri dari 35 peserta, termasuk 20 anak-anak, dua pendamping, dan 13 orang tua.

Materi pertama disampaikan oleh Yone Tresha Atara dari bagian perpustakaan BI. Ia menjelaskan pentingnya etika dan tata tertib di ruang baca, seperti kewajiban berpakaian rapi, menjaga ketenangan, serta mengembalikan buku ke tempat semula setelah digunakan.

Selanjutnya, Evander Hontong memaparkan ciri-ciri keaslian uang Rupiah. Anak-anak tampak antusias saat mengetahui adanya fitur keamanan seperti benang pengaman dan blind code tanda khusus yang membantu penyandang disabilitas netra dalam mengenali uang asli.

Sesi terakhir dibawakan oleh Praished Setlight, yang memperkenalkan tentang QRIS dan PeKA dua inisiatif penting dari Bank Indonesia dalam mendukung sistem pembayaran digital nasional. QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) memfasilitasi pembayaran digital secara universal, sementara PeKA (Peduli, Kenali, Adukan) mengajak masyarakat untuk lebih bijak dan waspada dalam bertransaksi secara digital.

Salah satu orang tua peserta, Hellis Kumenit, mengapresiasi kegiatan ini dan berharap agar BI terus mengadakan program serupa secara berkala. “Kegiatan seperti ini sangat penting untuk memperkenalkan anak-anak kepada Rupiah sejak dini, terutama agar mereka mampu mengenali uang asli dan menghindari uang palsu,” ujarnya.

Sebagai penutup, berikut testimoni dari salah satu peserta, Feifeyrin Tangka, siswi kelas 5 SD Negeri Kolongan.

“Hai teman-teman, nama saya Feifeyrin. Saya sangat senang bisa ikut studi tur ke Bank Indonesia. Di sana saya belajar banyak hal tentang Rupiah dan bertemu kakak-kakak yang bekerja di BI. Semoga kami bisa berkunjung lagi suatu hari nanti,” Tandas Fefey.

Kegiatan edukatif ini diharapkan dapat menjadi bekal awal bagi generasi muda dalam memahami peran penting Rupiah sebagai simbol kedaulatan negara, serta menumbuhkan budaya literasi finansial yang kuat sejak usia dini. (MDJ)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *