Perdamaian dan Peran Generasi Muda

Jeanne d’Arch de Jose Fernando Kamagi Osorio Soares. (Foto: Istimewa)

Editor/Pewarta: Maher Kambey

MANADO (Gawai.co) – Semua orang tentu sangat menginginkan perdamaian. Ya, karena tidak ada satu orang pun yang ingin terus hidup dengan kekacauan.

Karena itu perdamaian harus selalu dijaga semua pihak, termasuk generasi muda, (milenial dan generasi Z) dengan cara-cara positif dan tanpa menyebabkan munculnya masalah baru.

“Mendukung kesetaraan gender, hak asasi manusia, dan keadilan sosial adalah bagian dari upaya menjaga perdamaian. Tak lupa juga untuk terus belajar tentang konflik global, dan sejarah perdamaian,” kata perempuan bernama lengkap Jeanne d’Arch de Jose Fernando Kamagi Osorio Soares.

Menurutnya, dengan mengambil langkah-langkah tersebut, generasi muda dapat berperan aktif dalam menjaga perdamaian dan menciptakan dunia yang lebih aman.

Peraih gelar Wakil III Nona Manado 2023 ini menambahkan, upaya untuk menjaga dan mempromosikan perdamaian merupakan tugas yang sangat penting bagi seluruh umat manusia, khususnya generasi muda.

Tantangan dalam menjaga perdamaian di era digital juga tidak mudah. Ini disebabkan mudahnya masyarakat menyebarkan dan mengakses informasi baik positif maupun negatif.

“Pertimbangkan informasi dengan hati-hati dan jangan langsung mempercayainya tanpa verifikasi. Edukasi diri, tingkatkan literasi digital, dan periksa informasi dari beberapa sumber berbeda sebelum mengambil kesimpulan,” jelasnya, Rabu (4/10/2023).

Dia menilai, dengan mengikuti langkah tersebut, generasi muda bisa lebih cerdas dalam menghadapi informasi palsu dan berperan dalam memerangi penyebaran berita bohong di dunia maya.

“Manfaatkan media sosial dan teknologi untuk menyebarkan pesan perdamaian, kesetaraan, serta toleransi. Hindari menyebarkan konten yang memprovokasi atau mmemicu konflik,” ungkap pemilik akun Instagram @zezinhasoares_ ini.

“Pelajari sejarah, budaya, dan dinamika sosial yang mempengaruhi konflik. Praktikkan toleransi terhadap pandangan yang berbeda di kehidupan sehari hari,” ujarnya.

Lebih lanjut perempuan kelahiran 3 November 2001 ini menjelaskan, generasi muda perlu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam diplomasi serta pemecahan konflik.

Ini dapat membantu generasi milenial dan Z menjadi agen perdamaian yang lebih efektif.

“Menciptakan perdamaian hari ini berarti mewariskan dunia yang lebih aman bagi generasi mendatang. Jadi, perdamaian bukan hanya keinginan moral, tetapi merupakan landasan bagi pembangunan berkelanjutan dan kehidupan yang lebih baik bagi semua manusia di seluruh dunia,” tandasnya. (Mhr)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *