Pewarta: Rendi Pontoh
BOLMUT (Gawai.co) — Di ruang rapat, Bupati Bolaang Mongondow Utara (Boltara) Dr. Sirajudin Lasena, berbicara dengan nada tegas namun tenang. Tatapannya menyapu peserta rapat satu per satu, seolah ingin memastikan bahwa pesan yang ia sampaikan benar-benar sampai ke hati dan pikiran.
“Saya ingin setiap rapat ini membawa progres. Jangan sampai waktu dan energi kita cuma habis di pembahasan ini, sementara kerja-kerja lain justru terhambat,” ucapnya saat pimpin rapat evaluasi RTRW. Rabu, (4/6/25).
Pernyataan itu bukan tanpa alasan. Dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Bolmut yang sedang dalam proses penyusunan telah menjadi agenda penting yang kerap dibahas, namun belum juga mencapai tahap final. Padahal, RTRW bukan sekadar dokumen administratif—ia adalah cetak biru masa depan daerah, penentu arah pembangunan, penataan kawasan, dan fondasi investasi jangka panjang.
Bupati Sirajudin memahami benar arti penting dokumen ini. Karena itu, ia tidak ingin proses penyusunannya berjalan lambat atau tersendat di jalur koordinasi yang berbelit. Ia ingin percepatan. Ia ingin hasil.
“Ini bukan pekerjaan kecil. Tapi bukan berarti tidak bisa kita selesaikan. Butuh fokus, komitmen, dan kemauan yang kuat dari semua OPD, “jelasnya.
Sirajudin kemudian menegaskan tenggat waktu yang harus menjadi perhatian bersama: semester pertama tahun 2026. Baginya, target itu bukan sekadar angka, tapi batas waktu yang realistis untuk menuntaskan pekerjaan besar demi masa depan ruang dan wilayah Boltara.
Lebih dari sekadar tekanan, pernyataan Sirajudin adalah seruan untuk bangkit—agar energi birokrasi tidak hanya terkuras di ruang diskusi, tapi nyata terasa dalam pembangunan di lapangan. Ia tidak ingin roda pembangunan terhambat hanya karena dokumen yang tak kunjung rampung. “Semoga ini jadi atensi kita semua,” tutupnya. (rp)
