Editor / Pewarta : Frans Kasumbala
SITARO (Gawai.co) – Menyikapi ketidakstabilan harga cabai rawit tiap tahun menjelang jelang hari raya, Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Kepulauan Sitaro melaksanakan mencoba menabung solusi. Lewat Teknologi Pertanian Tepat Guna Demplot’.
Upaya ini dilakukan Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Kepulauan Sitaro, dengan membuka lahan untuk dikelola seluas 500 hektar, dan sudah ditanam 800 bibit cabe rawit.
“Lahan ini dikelola langsung dan di awasi semua penyuluh pertanian di Dinas Pangan dan Pertanian,” kata Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Richard Sasombo melalui Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Penyuluhan, Sulda Bernia.
Upaya Demonstrasi Plot (Demplot) merupakan salah satu metode penyuluhan dengan cara membuat lahan percontohan sehingga petani sebagai pelaku utama bisa melihat dan membuktikan dari objek yang didemonstrasikan.
“Teknologi pertanian baru yang sudah teruji diperkenalkan pada masyarakat dengan metode demplot,” ucap Bernia.
Menurut Bernia, ketergantungan pasokan bumbu dari luar daerah tidak terlepas dari data produksi Cabai rawit Sitaro yang tinggi.
Sedangkan data luas panen dan produksi cabe rawit, tomat dan bawang merah disebut Barito sangat kurang. Untuk luas panen empat tahun terkahir khusus cabe rawit pada tahun 2019 hanya 19 ha, dengan jumlah produksi 306 kwintal.
Untuk tahun 2020 terdapat luas panen naik 20 ha, dengan namun jumlah produksi turun 251 kwintal dan di 2021 naik signifikan untuk luas panen 83,1 ha dan namun jumlah produksi justru turun lagi 118,1 kwintal.
Sementara tahun 2022 turun lagi 44,4 ha saja dan jumlah produksi hanya 81,1 kwintal. “Ini yang menyebabkan harga jual kita tinggi di pasar tradisional,” jelasnya.
Dengan ditanamnya bibit cabai rawit diharapkan, nantinya bisa mengintervensi kenaikan harga akibat ketergantungan Pasokan Sitaro dari daerah lain. “Itu harapan kita, kedepan,” harap Bernia. (Frans)
