Editor/Pewarta: Alfondswodi
BITUNG (Gawai.co) – Selendang Sutra Jingga, Kumpulan Drama 2017, karya Leonardo Axel Galatang bertajuk “Pengadilan Aturan” bakal dipentaskan kembali.
Diketahui Pengadilan Aturan sendiri merupakan salah satu dari sepuluh karya Bung Axel sapaan akrab Leonardo Axel Galatang, yang digarapnya dalam kurung waktu tiga hari.
Pementasan karya seni Teater produksi ke-105, yang diproduksi oleh Sangar Tangkasi, dijadwalkan akan digelar selama dua hari berturut-turut pada Tanggal 1 dan 2 April 2022, pekan ini, di Gedung Kesenian Kota Bitung.
Bung Axel, yang merupakan Penulis Naskah, saat bersua dengan sejumlah awak media, disela-sela pelaksanaan konferensi pers, yang digelar di Blessing Hills Camp and Resto diwilayah Kecamatan Madidir. Minggu (27/3/2022).
“Ide penulisan naskah ini spontan begitu saja. Saat itu saya sementara duduk-duduk di pintu Gedung Kesenian dan melihat laptop ngangur, kemudian menggunakan untuk mulai menulis apa yang ada di pikiran,” ucap Axel.
Dirinya pun menceritakan makna singkat tentang, Pengadilan Aturan adalah impian dan harapan sosok hakim yang memang idealnya sebagai hakim seperti yang digambarkan dalam naskah.
“Saya rasa ini bukan hanya impian saya pribadi. Tapi semua orang, terutama masyarakat yang menginginkan punya hakim yang betul-betul menjalankan tugasnya sesuai aturan tanpa tergiur dengan hal lain,” ujar Presiden Lima Perisai.
Juga kata dia, saat ini terlalu banyak aturan terutama aturan yang membelenggu manusia, membatasi kebebasan berkreasi yang harusnya menjadi tugas seorang hakim untuk menghilangkan aturan-aturan itu.
“Kita menginginkan sosok hakim yang ada di Mahkamah Konstitusi atau MK memangkas aturan-aturan yang membelenggu manusia. Dan keinginan itu saya tuangkan dalam naskah Pengadilan Aturan,” imbuhnya.
Sementara itu, konferensi pers yang dipandu Yeske Lumakeki menghadirkan Donald Bentian sebagai Sutradara, Jaladri Junius Bawotong sebagai Produser, Rizal Marcos Lumombo sebagai Executive Produser dan Axel sebagai Penulis Naskah/Executive Produser serta sejumlah pemeran dalam pentas Pengadilan Aturan.
Diawal Press Conferense, Yeske sedikit mencerikan alur Pengadilan Aturan, yakni diawali dari hayalan seorang pria tentang hakim, kemudian hayalan merasuki ke warga lain hingga terdampar di sebuah goa atau chamber yang disebut goa keadilan.
Di goa ini, berbagai permasalahan diputuskan oleh hakim. Mulai dari masalah sosial, politik, percintaan hingga Tuhan diadukan warga ke hakim dengan harapan hakim bisa memutuskan aturan yang membelenggu mereka selama ini.
(ayw)