Meningkatkan Kemampuan Writing Skill Pada Materi “Procedure Text” Melalui Model PBL dengan Metode Diskusi dan Media Video

Mercy Julina Rawis. (Foto: Istimewa)

Oleh: Mercy Julina Rawis

SULUT (Gawai.co) – Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan peningkatan hasil belajar.

Guru sebagai pengajar dalam proses belajar mengajar, selalu berusaha menyampaikan materi dengan benar kepada siswa. Tujuannya, agar siswa paham dengan apa yang diajarkan oleh guru.

Keberhasilan pembelajaran tercermin dari penampilan siswa saat mengikuti pembelajaran. Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari tingkat pemahaman dan penguasaan materi yang diberikan oleh guru serta praktek belajar siswa.

Pembelajaran Bahasa Inggris menuntut keaktifan dan kreatifitas siswa karena ada beberapa keterampilan yang perlu dikuasai, seperti mendengarkan (listening), berbicara (speaking), membaca (reading) dan menulis (writing).

Hal ini perlu didukung pula oleh penguasaan kosakata (vocabulary) dan unsur kebahasaan (structure). Salah satu materi yang diajarkan dalam pembelajaran di kelas IX Sekolah Menengah Pertama adalah Procedure Text dengan keterampilan menulis (writing).

Procedure text is a text that explains or helps us how to make or use something (prosedur teks adalah teks yang menjelaskan atau membantu kita bagaimana membuat atau menggunakan sesuatu).

Prosedur teks penting untuk diajarkan karena berguna untuk kehidupan sehari-hari siswa. Peserta didik dapat menemukan prosedur teks dalam kemasan makanan, minuman, obat, resep makanan, instruksi di tempat-tempat tertentu dan lain sebagainya.

Selain membaca dan memahami teks prosedur, siswa juga harus mampu menulis teks prosedur. Menulis adalah kemampuan, keahlian, dan kompetensi seseorang untuk menuangkan gagasannya ke dalam wacana sehingga pembaca yang heterogen dapat menerimanya baik secara intelektual maupun sosial.

Dalam mempelajari cara menulis teks prosedur, siswa harus mengetahui struktur teks, isi teks, ciri-ciri teks, dan cara menulis teks prosedur. Dalam praktenya, tujuan di atas menjadi sulit dicapai karena mengalami beberapa kendala, seperti rendahnya minat siswa dalam mengembangkan keterampilan menulis khususnya pada materi Procedure Text, dan kemampuan menulis siswa yang masih rendah karena kurangnya
penguasaan kosakata.

Selain itu, penerapan model dan metode pembelajaran yang belum tepat dengan materi mengenai writing skill serta minimnya pemanfaatan media pembelajaran berbasis TPACK oleh guru juga mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran.

Peran guru adalah tanggungjawab mendesain Pembelajaran yang kreatif dan inovatif, menantang dan menyenangkan dengan menggunakan model dan metode serta media yang tepat sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan efektif.

Dalam hal ini, guru perlu memilih model dan metode pembelajaran yang berpusat pada siswa serta dapat mendorong keterlibatan aktif siswa dalam kegiatan Pembelajaran, yaitu Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) dengan metode diskusi.

Problem Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran yang menantang peserta didik untuk belajar bagaimana belajar, dan bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata (Arends & Kilcher, 2010).

Dalam menentukan model dan metode yang tepat perlu mempertimbangkan karakteristik siswa dan kesesuaiannya dengan materi pelajaran, sehingga dapat mendukung kelancaran kegiatan belajar-mengajar.

Di samping itu, mengkondisikan suasana belajar yang kondusif, dengan memilih kelas yang jauh dari kebisingan, bersih dan nyaman untuk digunakan dalam pembelajaran juga perlu dilakukan guru agar siswa dapat belajar dengan nyaman dan efektif.

Demikian juga, memilih media Pembelajaran yang inovatif dan interaktif berbasis TPACK (Technological Pedagogical Content Knowledge) juga dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Guru harus mempertimbangkan media yang sesuai dengan materi pelajaran dan karakteristik siswa, seperti video bersumber dari youtube dan media presentasi (power point). Selain itu, memilih media yang paling dikuasai guru sangat perlu untuk menunjang kelancaran kegiatan Pembelajaran.

Kemampuan guru dalam memilih dan menggunakan media yang tepat dapat menunjang keberhasilan pembelajaran.
Berdasarkan upaya di atas dapat terlihat hasilnya melalui respon siswa dalam kegiatan pembelajaran, yaitu antusias dan tertarik karena kelas yang menyenangkan dan pembelajaran yang mudah dipahami.

Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa serta refleksi yang dilakukan di akhir Pembelajaran. Dengan demikian, faktor keberhasilan dari pembelajaran sangat ditentukan oleh pemilihan dan penguasaan guru terhadap model, metode, media yang tepat dan langkah-langkah pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat.

Dari proses dan kegiatan yang sudah guru lakukan, pembelajaran yang bisa diambil adalah guru perlu aktif, kreatif dan inovatif dalam memilih model, metode, dan media pembelajaran untuk membuat proses pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan yaitu tercapainya tujuan pembelajaran.

Catatan: artikel ini dibuat sebagai bahan refleksi PPL aksi 4 yang dilaksanakan
24 sampai 27 November 2022 dalam kegiatan PPG dalam Jabatan Kategori 2, LPTK Universitas Pancasakti Tegal. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *