Tingkatkan Kepedulian Alam PKT Ajak Siswa SD Berinteraksi di Kawasan Konservasi Tangkoko

Para siswa dan salah satu mentor Pendidikan Konservasi Tangkoko saat melakukan interaksi langsung dengan alam di hutan Tangkoko. (Foto: istimewa)

Editor/Pewarta: Alfondswodi

BITUNG (Gawai.co) – Konsistensi terhadap pelestarian alam, Pendidikan Konservasi Tangkoko (PKT), yang merupakan organisasi nirlaba mengajak siswa SD berinteraksi langsung dengan alam dan hutan sekitar diwilayah Taman Wisata Alam Batuputih, Kecamatan Ranowulu – Kota Bitung. Selasa (21/2/2023).

Menurut salah satu koordinator PKT, Steven Lentey kegiatan ini merupakan agenda tahunan PKT, yang melibatkan para siswa SD maupun SMP yang berada di wilayah seputar kawasan Konservasi Alam Tangkoko.

Selain itu, kata pria yang telah berkecimpung di Dunia Kecintaan Alam ini, dikesempatan ini pihaknya mengajak para siswa SD kelas 5 dari dua Sekolah yakni; SD Nasional dan SD Kasawari, berinteraksi langsung dengan alam dan hutan sekitar serta mengamati langsung suara alam di hutan Tangkoko.

“Ini adalah salah satu upaya untuk melatih siswa-siswi untuk memaksimalkan kemampuan indera, agar lebih mudah dalam memahami hutan dan lingkungan sekitar. Mereka bersentuhan dengan tanah, pasir, pohon, dan dedaunan. Merasakan hempasan angin, deburan ombak serta berempati dengan memposisikan diri menjadi satwa hutan,” kata Epen sapaan akrabnya.

Lebih lanjut, kata Epen, maksud dan tujuan dari pelaksanaan kegiatan tersebut, untuk lebih jauh memberi pengenalan dan tentang hutan dan isinya.

“Harapannya, disaat mereka telah lebih jauh mengenal hutan dan lingkungan sekitar, maka dengan sendirinya akan menggugah rasa untuk melindungi dan menjaga hutan dan isinya,” bebernya.

Seraya menambahkan, “Pada kesempatan itu, mereka mencoba menirukan cara hidup dan keseharian Yaki. Dan ada juga yang menjadi serangga, usai melakukan interaksi langsung dengan alam, para siswa diajak menunjukkan rasa kepedulian mereka terhadap hutan dengan cara memungut sampah plastik yang berada di lokasi sekitar,” tandasnya.

Sepenggal Cerita dalam perjalanan di Hutan Tangkoko

Aktivitas para siswa dan mentor usai melakukan interaksi dan pembelajaran langsung dengan alam di hutan Tangkoko. (Foto: Istimewa)

Terpisah, salah satu guru pembimbing yang berkesempatan mengikuti kegiatan itu, menyampaikan dengan dialek Manado, “Anak-anak paling sanang kalo ja kunjungan lapangan bagini. Dorang tau ini sama deng pasiar mar blajar, blajar mar pasiar, ” sambil tersenyum.

Yang lain pun menimpali, “Bae jo katu torang pe pak Wali ada kase keluasan for mo antar anak-anak pake Bus Sekolah.” Langsung direspon rekan disampingnya yang terlihat tidak ingin ketinggalan dalam pembicaraan ini, “Kalo torang dari pihak sekolah, mengapresiasi kegiatan ini, skalian makase banya pa Pak Wali tantu!,” ucap mereka usai mengakhiri pembicaraan.

Sementara itu, kegiatan tersebut atas kerjasama Pemerintah Kota Bitung bersama Pendidikan Konservasi Tangkoko, melalui MoU dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota serta Dinas Perhubungan Kota Bitung yang turut mendukung dari sisi transportasi.

Selain itu, kegiatan ini juga adalah bagian kerjasama dengan pihak Balai Konservasi Sumberdaya Alam Sulawesi Utara dalam upaya pelestarian alam dan pendidikan lingkungan. (ayw)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *