Nikmatnya Ikan Woku Bakar Dengan Daun Woka

Editor: Maher Kambey

MINUT (Gawai.co) – Siapa yang tidak tahu dengan Sulawesi Utara? Provinsi yang sedang naik daun dengan sektor pariwisatanya, terutama destinasi wisata super prioritas bertempat di Likupang, yang saat ini sedang digadang pemerintah pusat.

Hal tersebut sangat berdampak dalam banyak hal, terutama di bidang kuliner.

Di sini menyediakan kuliner khas atau masakan tradisional yang selalu menjadi buruan para wisatawan dan tamu mancanegara.

Selain dikenal dengan masakan yang kaya rempah, hasil laut berupa ikan cakalang jadi primadona dikarenakan kandungan Omega 3, juga ikan air tawar seperti mujair atau nila yang dibudidayakan oleh masyarakat sebagai mata pencaharian.

Seperti kuliner yang satu ini, yaitu ikan bumbu woku yang dibakar di atas arang sabut kelapa yang dibungkus dengan daun woka atau daun lontar.

Masakan tradisional ini yang sudah ada sejak dulu dan masih bisa dinikmati hingga kini, selain itu makanan ini juga terkesan eye-catching karena cara pengemasannya yang unik.

Untuk membuat masakan ini sendiri membutuhkan bumbu yang cukup banyak, bahan bumbu yang harus dipersiapkan adalah cabai rawit merah, bawang putih, bawang merah, jahe merah, kemiri, daun pandan, kemangi, sereh, dan kunyit.

Semua bahan tersebut ditumbuk halus kemudian ditambahkan irisan batang bawang. Selanjutnya ditambahkan daun pepaya dan daun singkong untuk dijadikan sebagai sayur dan dilapisi oleh daun kunyit. Terakhir semuanya itu dibungkus seperti permen dengan daun woka.

Setelah semua bumbu dan bahan disiapkan, langkah terakhir adalah memasak. Proses memasaknya pun bisa dibilang cukup mudah, yaitu dengan cara dibakar.

Proses pembakarannya pun membutuhkan waktu satu-dua jam, hingga air dalam bungkusan tersebut mengering.

Kalau di daerah Jawa, masakan ini seperti ikan pepes tapi dengan porsi yang lebih besar. Satu porsi makanan ini bisa dinikmati oleh tiga orang, dan dijamin mengenyangkan. Apalagi jika dimakan dengan nasi panas, sungguh menambah khasanah nikmat dari ikan woku ini.

Vera Lumintang atau yang lebih dikenal dengan sapaan tante Ella, orang yang menjual makanan ikan woku ini mengaku setiap harinya bisa mendapatkan omset Rp200.000. Dirinya biasa berjualan hingga tiga puluh bungkus setiap harinya.

Tante Ella berjualan di pinggir jalan, dimana ada banyak kendaraan baik motor dan mobil yang lewat mampir untuk membeli dagangannya.

Rata-rata pembeli mengaku tertarik dengan dagangannya karena rasanya yang lezat, dan mengingatkan akan suasana tempo doeloe.

Disamping itu, ada juga yang mengaku tertarik dengan cara pengemasannya yang menggunakan daun woka.

Rintje adalah salah satu pembeli makanan ini, dirinya mengaku rasanya enak, tidak perlu repot membersihkan rempah-rempah yang ada dan tinggal langsung dimakan.

“Karena kebetulan rasanya pas, seperti masakan dulu-dulu jadi suka beli disini, kita kan sudah banyak yang tidak tau bikin masakan tradisional seperti ini,” ungkap Henny, yang juga salah satu pembeli.

“Saya termotivasi dari zaman dulu, tepatnya dari para orang tua kita. Biasanya kalau ada acara, mereka selalu buat ikan woku seperti ini. Ikan woku yang dijual ini dibungkus dengan daun woka, dan meski dijual di pinggir jalan tidak kotor atau kena debu,” jelas tante Ella

Tante Ella adalah seorang janda yang sedang menabung untuk membangun kembali rumahnya yang ditimpa musibah kebakaran empat tahun yang lalu, dan dia rajin berjualan siang dan malam agar bisa kembali membangun tempat tinggalnya. (Michelle de Jonker)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *