Raih Gelar Nyong dan Noni, Kapojos-Pongawu Siap Jadi Representasi Unima

Grand final Pemilihan Nyong Noni Unima tahun 2022. (Foto: Maher Kambey)

Editor/Pewarta: Martsindy Rasuh

TONDANO (Gawai.co) – Setelah melalui proses yang panjang dan berliku, ajang Pemilihan Nyong Noni Unima (PNNU) masuki tahapan grand final. Kegiatan pemilihan duta Unima ini dilaksanakan di Gedung Kuliah Bersama, pada Kamis (24/11/2022).

Ketua panitia, Joshua Nathanael Tiwa dalam laporannya menyampaikan, sejak awal dibukanya pendaftaran ada sebanyak 118 pendaftar, dan semuanya melalui proses hingga terpilih 24 finalis NNU.

“Terima kasih kepada pihak kampus, sponsor dan semuanya yang terlibat dalam mendukung suksesnya kegiatan ini,” ungkap Tiwa.

Kegiatan grand final Pemilihan Nyong Noni Unima ini sendiri dibuka secara langsung oleh Wakil Rektor III Unima Bidang Kemahasiswaan, dan Kerja sama, Dr. Donal Matheos Ratu, S.Pd M.Hum.

Dalam sambutannya WR III mengatakan, dirinya berterima kasih kepada semua pihak atas dukungan dan kerja sama hingga kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik.

“Ini salah satu event tahunan yang berlangsung secara terus menerus dan menjadi kebanggaan bagi Unima,” ujarnya.

“Semuanya adalah juara, dan telah menampilkan yang terbaik. Saya pribadi bangga kepada mereka atas terlaksananya kegiatan ini, karena banyak memberikan kontribusi yang baik bagi Unima,” ungkap mantan Dekan FBS ini.

Daniel Kapojos, peraih gelar Nyong Unima 2022, mengaku sejak awal mengikuti ajang ini mengalami berbagai macam proses dan penyesuaian.

“Saya tentu sangat bersyukur dengan semua proses dari awal coaching kampus hingga karantina karena dapat memotivasi saya pribadi dalam berkompetisi di ajang ini,” sebut Daniel.

“Sebagai duta Unima saya bersama dengan teman-teman akan berusaha untuk menjalankan tugas dan melaksanakan program kerja ke depan,” tuturnya saat diwawancarai Jumat, (25/11/2022).

Sementara itu, Poppy Jacelyn Margaretha Pongawu, peraih gelar Noni Unima berkata dirinya tidak menyangka bisa meraih prestasi ini.

“Tantangan yang saya temui awalnya adalah bagaimana menyatukan rasa kekeluargaan kami karena baru saling kenal satu sama lain, namun seiring berjalannya waktu kami 24 finalis bisa melewati itu bersama-sama,” ungkap dia.

“Ke depan kami akan melanjutkan apa yang dilakukan oleh kakak-kakak kami, terutama juga mempromosikan kampus ini dan menjadi representasi Unima di manapun kami berada,” tandasnya. (Mrt)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *