Coaching Kampus NNU Dimulai

Suasana pelaksanaan coaching kampus NN Unima. (ist)

Editor: Tim Gawai


TONDANO (Gawai.co) – Ajang Nyong Noni (NN) Unima kali ini telah memasuki tahap coaching kampus, bertempat di Auditorium Unima dan dihadiri langsung oleh 24 finalis masing-masing terdiri dari 12 Nyong dan 12 Noni, dimulai pada Senin (16/11). 

“Untuk coaching kampus sendiri merupakan tahap lanjutan dari tahap sebelumnya yaitu seleksi yang diikuti oleh 61 orang peserta,” ungkap Ketua Panitia NN Unima 2020 Eucharisto Laalah kepada media ini.

Disampaikannya, kegiatan hari pertama ini diisi dengan penyampaian materi kepemimpinan oleh PR III Unima Jim Rony Tuna, dan materi tentang Organisasi Kemahasiswaan (ORMAWA) yang dibawakan oleh Rama Tombuku.

“Untuk materi sendiri rencananya akan ada beberapa, diantaranya ada materi debat, EO dan beauty class yang nantinya akan disampaikan oleh sponsor dan beberapa pihak yang telah dihubungi panitia, termasuk materi jurnalistik yang nantinya disampaikan pihak Koran Sindo Manado yang menjadi salah satu media partner NN Unima 2020,” terangnya.

Dijelaskannya, tidak hanya soal penyampaian materi coaching kampus, kegiatan ini juga bertujuan untuk melatih kematangan dari setiap peserta.

“Di coaching kampus ini kami juga melatih kematangan dari setiap peserta entah itu kematangan catwalk, opening dance dan juga lagu tema beserta koreografi karena setiap angkatan NN Unima mempunyai koreografi yang berbeda untuk lagu tema yang ada,” ungkapnya.

Lebih lanjut dikatakannya, dalam pelaksanaan kegiatan ini panitia tetap menerapkan protokol kesehatan sebagai sesuatu yang utama, tidak lain dan tidak bukan demi keselamatan panitia dan peserta agar terhindar dari penyebaran Covid-19.

Untuk kegiatan coaching kampus tahun ini memang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, ini dikarenakan situasi pandemi Covid-19 yang masih dihadapi oleh seluruh lapisan masyarakat yang ada. “Maka dari itu tantangan yang dihadapi panitia dan peserta pun agak berbeda dari sebelumnya, namun kami bersyukur dapat melewati tahap demi tahap dengan baik,” tuturnya.

Senada disampaikan Militia yang merupakan salah satu peserta, bahwa yang terberat adalah bagaimana para peserta dapat meyakinkan orang tua agar dapat mengizinkan datang ke kampus untuk mengikuti kegiatan ini.

Apalagi, kata dia, daerah ini sempat menjadi zona merah penyebaran covid-19. “Namun saya meyakinkan kedua orang tua saya bahwa dalam kegiatan ini tetap menerapkan protokol kesehatan juga selalu menjaga kesehatan dengan pola hidup bersih,” jelasnya.

Saat ditanya mengenai motivasi mengikuti ajang ini, jawaban yang diberikan adalah untuk keluar dari zona nyaman namun bukan sekedar mencari gelar.

“Motivasi pribadi saya mengikuti kegiatan ini untuk keluar dari zona nyaman, namun bukan saja mencari gelar tapi untuk meningkatkan kualitas diri dan pola pikir serta untuk menambah pengalaman,” ungkap mahasiswi semester V ini.

Inggrid Manopo salah satu dari panitia juga mengungkapkan hal yang sama. “Paling berat ya meyakinkan orang tua terhadap apa yang menjadi tanggungjawab saya disini, tentunya disamping itu juga tetap memperhatikan pola hidup sehat,” tegas mahasiswi asal Minahasa Tenggara ini. (Tim Gawai)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *