Bupati Minahasa Imbau Masyarakat Menanam dan Beternak

Editor/Pewarta: Maher Kambey

TONDANO (Gawai.co) – Dalam rangka menghadapi krisis pangan global yang sudah di depan mata, Bupati Minahasa Royke Oktavian Roring bersama Wakil Bupati Robby Dondokambey mengajak seluruh komponen masyarakat untuk menanam dan beternak.

Roring berpendapat, krisis ini dapat memicu terjadinya inflasi di seluruh dunia termasuk Indonesia yang didalamnya Kabupaten Minahasa.

“Ini yang menjadi dasar kenapa kita harus menanam dan beternak. Menanam bahan pokok sehari-hari, dan beternak hewan yang dapat dikonsumsi ataupun dijual guna menunjang ekonomi,” ujar Roring.

“Marijo Ba Kobong” merupakan program kerja sama antar Pemkab Minahasa dan Pemproc Sulut dalam hal memulihkan ekonomi yang berfokus pada menanam dan beternak yang sudah dicanangkan pemerintah beberapa waktu sebelumnya.

Salah satu yang didorong pemerintah ialah penanaman cabai atau rica sebagai salah satu komoditas unggul dan penting bagi masyarakat Sulut terlebih Minahasa.

Di samping itu, gereja dalam hal ini Sinode GMIM juga berperan aktif dalam mengedukasi masyarakat akan pentingnya mendukung program pemerintah tersebut.

Pencanangan yang dilakukan Sinode GMIM beberapa waktu lalu di Kampus Pasca sarjana Universitas Kristen Indonesia Tomohon (UKIT) juga mengahadirkan Bupati Minahasa, Wakil Bupati Minahasa dan jajaran guna menyukseskan kampanye tersebut.

Kabupaten Minahasa juga melaksanakan kegiatan yang sama dan disponsori oleh Kerukunan Keluarga Pendeta dan Guru Agama (KKPGA) Rayon Minahasa bertempat di Bukti Lengkoan, Desa Leilem Sonder bersama Bupati Minahasa, Royke Octavian Roring dan Ketua TP-PKK Minahasa, Fenny Roring-Lumanauw.

“Komoditas seperti bawang, rica, dan tomat bisa ditanam di pekarangan rumah sebagai bahan kebutuhan pokok sehari-hari. Sekali lagi, ini untuk menunjang program pengendalian inflasi daerah dan ketahanan pangan kita,” tuturnya.

“Mari sekali lagi, biasakan diri menanam di kebun maupun pekarangan rumah, begitu juga dengan beternak. Karena hal itu untuk memperkuat ketahanan pangan kita,” imbaunya.

“Masyarakat harus mandiri, bukan sebatas hanya sebagai konsumen namun menjadi produsen pangan. Artinya, hasil dari menanam bukan hanya sebagai stok untuk kebutuhan rumah tangga tetapi bisa dijual untuk peningkatan ekonomi keluarga,” pungkasnya. (Mhr)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *