Bitung  

Pastikan Keselamatan Kerja, PT Pelindo TPK Bitung Rutin Lakukan ‘DCU’

Proses pelaksanaan DCU atau pemeriksaan kesehatan harian, sebelum melakukan pekerjaan dilingkungan kerja PT Pelindo TPK Bitung. (foto:istimewa)

Editor/Pewarta: Alfondswodi

BITUNG (Gawai.co) – Pastikan keselamatan lingkungan kerja manajemen PT Pelindo TPK Bitung rutin lakukan pengecekan kesehatan harian atau Daily Check Up (DCU). Selasa (27/05/2025).

Menurut Humas Officer PT Pelindo TPK Bitung, Manuel Maarende, hal itu dilakukan sebagai kegiatan rutin sebelum melakukan kegiatan kerja, guna mencegah terjadinya kecelakaan kerja.

“Hal ini sebagaimana amanah aturan K3 disetiap lingkungan pekerjaan perusahaan. Dan DCU ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan setiap pekerja sebelum melakukan pekerjaan serta meminimalisir terjadinya kecelakaan,” katanya saat bersua dengan awak media disalah satu ruangan kantor PT Pelindo TPK Bitung, diwilayah Kecamatan Aertembaga Kota Bitung. Senin (26/05/2025).

Lanjutnya, “Pemeriksaan ini biasanya mencakup pengukuran tekanan darah dan suhu tubuh serta tes keseimbangan,” kata Humas Officer PT Pelindo TPK Bitung bersama salah satu stafnya, Alfa Tambuwun saat mendampingi sejumlah awak media melakukan tinjauan pemeriksaan DCU di klinik PT Pelindo TPK Bitung.

Menurutnya, hal penting lainnya pelaksanaan DCU, selain mengurangi resiko pekerjaan DCU juga dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi pekerja.

PT Pelindo TPK Bitung. (foto:istimewa)

“Jika hasil pemeriksaan DCU terdapat adanya peningkatan kondisi gangguan kesehatan atau tidak laik kerja (temporary unfit) maka pekerja tersebut dilakukan perawatan lanjutan hingga pada perawatan serius,” tandasnya.

Sehingga kata Humas Officer PT Pelindo TPK Bitung, menegaskan insiden yang terjadi pada pekan lalu adalah kejadian diluar dari jangkauan manajemen.

“Hal itu, sangat berbeda dengan informasi atau isu-isu yang berkembang diluar, dimana ada beberapa isu mengatakan jika, unit rubber tyred gantry crane/RTG yang roboh pada waktu itu adalah unit bekas dan tak layak dioperasikan,” katanya.

Lanjutnya, “Hal itu tentunya adalah asumsi yang tak mendasar! Karena unit crane RTG tersebut baru dioperasikan pada tahun 2020 dan merupakan unit crane RTG baru bukan barang bekas,” tambahannya.

Saat disentil terkait dengan hasil investigasi penyebab terjadinya insiden saat jam operasional, kata Manuel Maarende investigasinya masih berlangsung.

“Hasil investigasi sementara penyebabnya karena cuaca buruk. Untuk hasil investigasi lanjutan belum ada, karena tim investigasi yang didatangkan dari kantor pusat masih berproses,” tandasnya.

Seraya menambahkan, “Hasil investigasinya akan kami sampaikan ke teman-teman nantinya,” pungkasnya. (ayw)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *