Pertama di Sulut, Mahasiswa Unima Kembangkan Animal Homestay Berbasis Integrated Farming dan IoT

Mahasiswa dan dosen foto bersama di lokasi Animal Homestay di Kampung Jawa Tondano. (Foto: ist)

Editor/Pewarta: Martsindy Rasuh

TONDANO (Gawai.co) – Mahasiswa Unima kembali membuat terobosan. Yah, terkini Himpunan Mahasiswa Teknik Mesin berhasil menciptakan Animal Homestay berbasis integrated farming dan internet of think, tim ini didampingi langsung Moh. Fikri Pomalingo, STP, MSi sebagai dosen pembimbing.

Ketika diwawancarai, Sabtu (15/10/2022), Fikri menyebut, dalam pengembangan inovasi ini, tim Himpunanan Mahasiswa Teknik Mesin (HMTM) UNIMA mendapatkan dana hibah kompetisi dari Kemendikburistek melalui Program Penguatan Kapasitas (PPK) Organisasi Kemahasiswaan (Ormawa).

“Tim ini ikut serta dalam PPK Ormawa dan saya selaku dosen pembimbing,” ungkap Fikri.

Perlu diketahui, lanjut Fikri, integrated farming ini merupakan sistem pertanian dengan memanfaatkan keterkaitan antara tanaman perkebunan serta ternak untuk mendapatkan agroekosistem yang mendukung produksi pertanian, peternakan, peningkatan ekonomi dan pelestarian sumber daya alam. Animal Homestay juga dilengkapi dengan sistem IoT berupa kamera cctv pintar yang dapat memantau ternak dari jarak jauh melalui ponsel.

Senada dengan Fikri, Ketua Tim PPK Ormawa, Efransius Sinaga,  menuturkan melalui Animal Homestay ini disiapkan untuk penitipan, konsultasi kesehatan, vaksinasi, dan kawin suntik ternak atau hewan. “Jadi disini kami berinovasi untuk mengembangkan tempat ini dijadikan sebagai penitipan, konsultasi kesehatan dan vaksinasi ternak,” ungkap Elfran, kepada media ini.

Lebih lanjut disampaikannya, selama program ini dipersiapkan mahasiswa sangat antusias, ini pun dalam rangka realisasi serta mendukung kurikulum MBKM yang dicetuskan oleh mas menteri.

“Kebetulan di Kampung Jawa Tondano (Jaton) kami kembangkan Animal Homestay karena disini banyak masyarakat yang beternak dan memperjual belikan sapi serta kuda. Tempat ini dibangun karena memang belum ada di Kabupaten Minahasa seperti ini,” tuturnya.

“Nantinya ternak-ternak bisa dititipkan disini jika memang belum ada lahan yang bisa digunakan, supaya tidak mengganggu atau mencemari lingkungan,” sebutnya.

Selain itu, kata Elfran, Animal Homestay juga sudah mengembangkan biogas dan pembuatan pupuk kompos dari kotoran sapi yang diajarkan kepada masyarakat. “Kotoran sapi merupakan salah satu bahan yang mempunyai potensi untuk dijadikan kompos, jadi kami kembangkan pembuatan pupuk organik sehingga petani tidak kesulitan mencari pupuk di toko,” pupuk kompos tersebut akan digunakan pada tanaman perkebunan disekitar animal homestay jelasnya.

Elfran menuturkan, kehadiran Animal Homestay turut membantu warga, karena tempat ini menjadi pusat kesehatan ternak/hewan di Kabupaten Minahasa. Tempat ini juga dilengkapi dengan pembangkit Listrik Tenaga Surya yang berfungsi menerangi animal homestay dan tempat tinggal di sekitarnya.

“Saya selaku Ketua Tim berharap penjabaran program dari Kemendibud Ristek ini akan berjalan dengan baik, dan tidak akan terganggu juga antar warga yang memiliki ternak karena boleh memanfaatkan penitipan hewan disini,” urainya.

“Kebiasaan masyarakat kita kan jika memiliki ternak hanya diikat di depan atau belakang rumah, dan itu sering mengganggu tetangga apalagi kotoran ternak bau. Jadi kehadiran Animal Homestay membantu masyarakat yang memiliki ternak, supaya tidak ada lagi komplain antar tetangga hanya karena bau kotoran,” terangnya.

Nantinya, kata Elfran, tim akan di Monitoring dan Evaluasi oleh panitia ppk ormawa dan akan bersaing dengan kampus lain yang ada di Indonesia. Jika menang, tim nanti akan menerima penganugerahan Abdidaya dari Kemendikbud Ristek 2022 yang akan dilaksanakan di IPB University, Bogor. sampainya.

Sementara itu, H. Moh. Buchari sebagai tokoh masyarakat dan ketua petani Kampung Jaton menuturkan, sebelum ada pengembangan Animal Homestay dengan ketersediaan pupuk kompos memang adanya perbedaan.

“Karena sebelumnya kotoran ternak tidak tahu mau kami apakan, sekarang sudah bisa digunakan sebagai pupuk organik,” kata Buchari.

“Yang pasti program Animal Homestay ini sangat bagus untuk meningkatkan pendapatan petani, ini adalah inovasi positif dari Unima. Maka dari itu sayang jika masyarakat tidak memanfaatkannya, setidaknya kita dapat berkolaborasi,” katanya.

Ditambahkan Buchari, ketika program ini dilaksanakan mendapat apresiasi dan dukungan masyarakat, karena ini positif tentu akan jadi contoh bagi masyarakat sekitar dan bisa dapat bantuan dari pemerintah jika memang sudah makin berkembang.

Hal senada dikatakan Salam Saelangi, selaku petani ia pun beranggapan dengan kehadiran Animal Homestay ini sangat jelas membantu dirinya. Mengapa tidak, awalnya dia kesulitan mendapatkan pupuk di toko karena kelangkaan, sekarang tak lagi bergantung pada pupuk toko, melainkan sudah bisa menggunakan pupuk kompos hasil produksi Animal Homestay.

“Sebagai petani mengalami kesulitan pupuk selama ini, tetapi semenjak ada pengembangan pupuk kompos ini saya terbantu. Pupuk kompos ini banyak manfaatnya jika digunakan, boleh digunakan di tanaman hortikultura kayak sayur mayur bahkan tanaman tahunan seperti cengkih,” pungkasnya.

Berdasarkan pemikiran brilian tim Unima ini, Animal Homestay akan terus bertransformasi dengan menyediakan layanan integrated farming, dimulai dari penitipan hewan, pupuk kompos, biogas, layanan kesehatan hewan, peningkatan ekonomi masyarakat, pertanian, sistem pemantauan menggunakan CCTV berbasis WIFI serta pengembangan listrik ramah lingkungan menggunakan tenaga surya. Serta diharapkan dapat menjadi pusat pembelajaran Energi terbarukan di Kabupaten Minahasa.

Mengetahui program brilian ini, Rektor Unima Prof. Dr. Deitje A. Katuuk, M.Pd langsung memberikan apresiasi. “Saya sangat bangga ada mahasiswa dan dosen yang dengan inovasinya boleh menciptakan ide-ide brilian seperti itu, olehnya selaku rektor sangat mengapresiasi program mahasiswa dan dosen dari Fakultas Teknik ini,” ungkap orang nomor satu di Unima ini.

Dilanjutkan istri guru besar senior Unima Prof. Sjamsi Pasandaran ini menyebut, tim ini diharapkan dapat lolos dalam program PPK Ormawa maupun dalam penerapannya memaksimalkan kurikulum MBKM.

“Sangat jelas program ini sangat inovatif, selain membantu warga sekitar mereka juga bisa ikut dalam program PPK Ormawa, semoga dapat lolos hingga ke tingkat nasional. Terima kasih karena telah berinovasi dengan membuat Animal Homestay yang berbasis integrated farming dan internet of think,” puji rektor. (Advertorial)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *