Ekspansi Wilayah Kelolah PT MSM/TTN, Warga: Biaya Pembebasan Lahan Terlalu Murah

Letak geografis Kelurahan Pinasungkulan dan wilayah PT MSM/TTN. (sumber Google.earth)

BITUNG (Gawai.co) – Ekspansi wilayah kelola pertambangan Emas, oleh pihak PT Meares Soputan Mining dan PT Tambang Tondano Nusajaya (PT MSM/TTN) tak hanya sekedar isu belaka.

Pasalnya, salah satu perusahaan terbesar di Asia Tenggara yang bergerak dibidang pertambangan Emas, dalam waktu dekat ini berencana akan merelokasi salah satu Kelurahan Binaan dari Perusahaan tersebut, tepatnya Kelurahan Pinasungkulan, Kecamatan Ranowulu – Kota Bitung. Selasa (26/10).

Berdasarkan sejumlah informasi yang berhasil diraih oleh awak media, kandungan Sumber Daya Alam, salah satunya kandungan Logam Emas diwilayah Kelurahan Pinasungkulan sangat melimpah.

Bahkan tak tanggung-tanggung menurut sumber yang enggan namanya diberitakan kepada awak media, menyampaikan kualitas Logam Emas diwilayah ini, memiliki kualitas “High Great” atau kualitas Logam Emas paling atas.

Adapun perencanaan relokasi tersebut meliputi; Pemukiman Warga, dan sejumlah fasilitas publik seperti, Sekolah, Rumah Ibadah dan Fasilitas Pemerintahan lainnya.

Tersirat dari salah satu warga yang tinggal dilokasi rencana relokasi oleh pihak PT MSM/TTN, kepada awak media menyampaikan, isu tersebut sudah diketahui dirinya jauh sebelum direncanakan pihak Perusahaan.

Menurutnya, hampir seluruh warga Kelurahan Pinasungkulan, belum mengiyakan atas penawaran yang ditawarkan oleh Perusahaan, dimana harga lahan yang ditawarkan oleh PT MSM/TNN sangat jauh dari harapan warga.

“Yang kami dengar perusahan, hanya bersedia membayar lahan pemukiman kami, dengan harga Rp 250.000 per meternya” ujar salah satu warga yang tak mau namanya diberitakan.

Hal senada dikalimatkan, Niko Co salah satu warga Kelurahan Pinasungkulan, menyampaikan akan penawaran harga lahan pemukiman mereka berada di angka 2 hingga 3 juta per meternya.

“Kalau pihak perusahaan setuju dengan penawaran harganya kami akan setuju. Dan harga tersebut hanya terhitung tanahnya, bukan bangunan rumah” ujarnya.

Permainan harga tersebut, terindikasi adanya upaya eksploitasi penambangan emas rakyat, yang sempat ramai dilakukan oleh sekelompok masyarakat di Kelurahan Pinasungkulan, diduga ‘arrange’ oleh pihak PT MSM/TTN.

Tujuannya untuk perusakan kontur tanah, sehingga nilai lahan pemukiman warga diwilayah yang bakal direlokasi ini menjadi murah.

“Ini sudah biasa dalam permainan perusahaan tambang. Agar tanah menjadi murah, maka lahan tersebut harus dirusak terlebih dulu” ungkap Nico.

Lanjutnya, “Sebab kandungan emas di Pinasungkulan berada pada kedalaman 100 Hingga 150 Meter. Dengan cakupan kedalamannya, membuat para penambang emas rakyat, memperhitungkan biaya ekonomisnya, dan saya memastikan hanya pada kedalaman 50 meter, sudah rugi karena emas yang didapat adalah emas mudah atau emas putih” kembali dikalimatkan Niko, yang diketahui pernah bekerja dan merupakan Karyawan PT Freeport Papua.

Sementara itu, Dolfi Rumampuk selaku Camat Ranowulu, saat dikonfirmasi oleh sejumlah awak media, tak menampik atas isu relokasi Kelurahan Pinasungkulan, sebagai bagian dari expansi PT MSM/TTN yang merupakan anak perusahaan PT Archi Indonesia TBK.

“Saya sudah lihat peta rencana perpindahan Kelurahan Pinasungkulan sudah digambar. Bahkan tata lahan sampai dengan lokasi gambar rumah Ibadah, kantor kelurahan sudah ada” katanya.

Informasi ini pun, dibantah oleh Humas PT MSM/TTN Hery Inyo Rumondor, dilansir dari mediaonline mariberita.co.id, menyatakan pihaknya belum memutuskan terkait dengan relokasi warga Kelurahan Pinasungkulan.

“Dari Perusahaan belum ada keputusan soal itu dan Relokasi sendiri juga masih dalam kajian” singkat Rumondor.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *