Editor/Pewarta: Martsindy Rasuh
TOMOHON (Gawai.co) — Dalam semangat inklusi dan kepedulian terhadap komunitas disabilitas, komunitas Baku Bantu Sulut memfasilitasi sebuah sesi inspiratif bertajuk “Belajar Bahasa Isyarat Bersama Panti Tunarungu GMIM Damai Tomohon”, yang berlangsung di Ampitheater Woloan dalam rangkaian Festival Lokatana pada Jumat (20/6/2025).
Panti Tunarungu GMIM Damai Tomohon merupakan rumah bagi 34 anak asuhan penyandang disabilitas tunarungu, berada di bawah naungan Yayasan GMIM Ds. A.Z.R. Wenas, dan berdampingan dengan Sekolah Luar Biasa (SLB) B. Dalam sesi berdurasi satu jam ini, para partisipan diajak mengenal alfabet, sapaan, dan cara berkenalan dalam bahasa isyarat — sebuah keterampilan penting untuk membangun jembatan komunikasi lintas kemampuan.
Sesi diawali dengan sambutan hangat dari tim Baku Bantu Sulut, yang dibuka oleh Hana Mamudi, seorang anak CODA (Child of Deaf Adult). Hana menekankan urgensi belajar bahasa isyarat sebagai wujud penghormatan terhadap keberagaman komunikasi, serta upaya nyata membangun ruang yang lebih inklusif.
Ketua Panti, Pendeta Welby Pandey, S.Pd.K, memperkenalkan latar belakang dan misi panti, serta menyampaikan apresiasi atas kegiatan ini sebagai bentuk nyata kepedulian dan kolaborasi lintas komunitas.
Proses pembelajaran dipandu langsung oleh dua instruktur andalan panti, Eugeine Rumayar dan Gebby Tualangi, yang membimbing partisipan secara interaktif dan menyenangkan. Anak-anak panti juga turut mendampingi peserta dalam mempraktikkan bahasa isyarat, menciptakan suasana hangat dan penuh empati.
Lead Coordinator Baku Bantu Sulut, Krisan Sangari — yang juga dikenal sebagai mantan Noni Sulut 2023 — menuturkan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari upaya Baku Bantu untuk menjembatani empati dan pemahaman antar masyarakat. “Bahasa isyarat bukan hanya tentang komunikasi, tapi juga tentang menghargai eksistensi dan martabat setiap manusia,” ujarnya.
Sesi ini bukan hanya menjadi ruang belajar, tetapi juga ruang perjumpaan yang memanusiakan, mempertemukan dua dunia dalam satu semangat: saling mengerti dan saling mendukung. (Mrt)