Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. (ANTARA/istimewa) |
Editor: Rofni Lolaen
JAKARTA (Gawai.co) – Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita optimistis dengan target pertumbuhan ekonomi serta kinerja industri manufaktur Tanah Air akan terus membaik, bahkan mampu mencapai target pertumbuhan hingga 5,3 persen.
Terlebih bila didukung dengan penetapan harga gas untuk industri yang diharapkan maksimal sebesar 6 dolar AS per Million Metric British Thermal Unit (MMBTU).
“Sebelumnya, kami menyampaikan tujuh isu di sektor industri yang harus ditindaklanjuti, apabila isu harga gas untuk industri bisa diselesaikan, pemerintah optimistis dengan target pertumbuhan sektor industri,” kata Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita lewat keterangannya di Jakarta, Kamis.
Dirinya mengungkapkan,selain itu kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) sektor industri pengolahan nonmigas terhadap terhadap total PDB 2019 mencapai 17,58 persen. Angka tersebut menunjukkan bahwa sektor industri masih terus konsisten memberikan kontribusi terbesar pada perekonomian nasional.
“Terlebih, aktivitas industri membawa efek ganda yang luas bagi peningkatan nilai tambah bahan baku dalam negeri, penyerapan tenaga kerja lokal, dan penerimaan devisa dari ekspor,” ucapnya.
Sementara itu, ekspor sektor industri pada Januari-Desember 2019 tercatat sebesar 126,57 miliar dolar AS dan menyumbang 75,5 persen dari total ekspor Indonesia.
Lima sektor yang memberikan sumbangsih paling besar terhadap capaian nilai ekspor industri pengolahan sepanjang tahun 2019, yaitu industri makanan yang menyetor hingga 27,16 miliar dolar AS atau berkontribusi sebesar 21,46 persen.
Selanjutnya, industri logam dasar 17,37 miliar dolar AS (13,72 persen). Berikutnya, industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia tercatat 12,65 miliar dolar AS (10 persen), industri pakaian sebesar 8,3 miliar dolar AS (6,56 persen), serta industri kertas dan barang dari kertas yang menyetor 7,27 miliar dolar AS (5,74 persen).
Dalam mendorong pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan kinerja industri manufaktur, Kemenperin tengah menjalankan berbagai langkah strategis sebagai upaya meningkatkan nilai ekspor dari sektor industri pengolahan, di antaranya melalui peningkatan daya saing dan penyiapan produk unggulan.
Kemudian, pemanfaatan Free Trade Agreement (FTA) seperti percepatan negosiasi FTA, perluasan ke pasar nontradisional, dan inisiasi FTA bilateral sesuai kebutuhan industri.
“Kami juga melaksanakan program promosi internasional melalui pendampingan promosi dan ekspor, meningkatkan kapasitas produsen untuk ekspor, serta melakukan link and match dengan jejaring produksi global. Selanjutnya, memberikan dukungan fasilitas seperti fasilitasi pembiayaan ekspor, pendampingan kasus unfair trading, dan penurunan hambatan ekspor (NTMs),” tegasnya.
Disamping itu pada April 2020 mendatang Indonesia juga menjadi official partner country pada ajang Hannover Messe 2020 di Jerman.
Kesempatan ini merupakan momentum baik untuk memperkenalkan kesiapan industri Indonesia di era Industri 4.0, mempromosikan kerja sama investasi dan ekspor sektor industri, serta memperkuat kerja sama bilateral dengan Jerman maupun dengan negara-negara lain yang berorientasi pada inovasi teknologi.
“Kehadiran pada perhelatan tersebut tidak hanya menjadikan Indonesia sebagai negara pertama di ASEAN yang menjadi official partner country, tetapi juga mendukung upaya national branding atas posisi Indonesia sebagai salah satu kekuatan baru ekonomi dunia dan pemain manufaktur global,” tandasnya. (Antara/Rofni Lolaen)