Rektor Unima Hadiri FGD Bersama PKNU Hingga Bincang Bersama Ketua DPR RI

Rektor Unima, Prof. Dr. Deitje Adolfien Katuuk, M.Pd., menghadiri langsung kegiatan Focus Group Discussion (FGD) terkait implementasi kerja sama konsorsium antara sejumlah perguruan tinggi di Indonesia dengan Pukyong National University (PKNU), Korea Selatan di kampus Universitas Negeri Semarang (UNNES), Semarang. (Foto: Istimewa)

Editor/Pewarta: Maher Kambey

TONDANO (Gawai.co) – Rektor Unima, Prof. Dr. Deitje Adolfien Katuuk, M.Pd., menghadiri langsung kegiatan Focus Group Discussion (FGD) terkait implementasi kerja sama konsorsium antara sejumlah perguruan tinggi di Indonesia dengan Pukyong National University (PKNU), Korea Selatan di kampus Universitas Negeri Semarang (UNNES), Semarang.

Rektor Unima Prof. Dr. Deitje Adolfine Katuuk, M.Pd menyampaikan bahwa sebagai PTN yang berstatus BLU, Unima berkomitmen terus menjalin kerja sama dengan berbagai pihak dalam meningkatkan mutu pendidikan dan SDM.

“Perguruan tinggi memang dituntut melakukan kolaborasi, untuk itu kami (Unima) terus meningkatkan dan menjalin kerja sama dengan berbagai pihak guna peningkatan kualitas pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, SDM serta internasionalisasi,” kata Rektor Unima.

Dalam kesempatan tersebut, Katuuk berkesempatan bertemu dengan Ketua DPR RI, Puan Maharani, yang kemudian bertukar pikiran tentang berbagai hal termasuk pendidikan.

Usai dilaksanakannya FGD, acara kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan MoU antara 18 Universitas di Indonesia dengan PKNU dilakukan bersamaan dengan penganugerahan Puan Doktor Honoris Causa kepada Puan Maharani bulan November 2022 di kampus PKNU yang berada di Busan, (Sander).

Dalam sambutannya, Puan mengungkapkan rasa bahagianya karena bisa bertemu kembali dengan perwakilan dari PKNU. Puan adalah penerima gelar Doktor Honoris Causa Bidang Politik dari PKNU pada November 2022 lalu di Busan, Korea Selatan (Korsel).

“Penghargaan ini tidak saja untuk saya pribadi, tetapi juga merupakan simbol kuatnya kerja sama antara Indonesia dan Korsel, terutama di bidang pendidikan tinggi,” ungkap Puan.

Menurut Puan, Kerja sama pendidikan antar negara yang biasanya melibatkan generasi muda tentu akan berkontribusi dalam meningkatkan kedekatan individu hubungan antar negara. Puan berujar hal tersebut akan menjadi modal untuk kemajuan negara.

“Luasnya hubungan generasi muda antar negara akan menjadi investasi bagi hubungan antara Indonesia dan Korea yang solid di masa depan,” tegasnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, pendidikan dapat memberikan arah bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat memberikan kehidupan lebih sejahtera. Meski begitu, ia menekankan jangan sampai kemajuan Iptek justru menjadi bumerang.

“Kita menginginkan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, peradaban akan semakin memuliakan nilai-nilai kemanusiaan dan menjaga kelestarian lingkungan hidup dan budaya luhur,” papar Puan, Kamis (22/6/2023).

Jika kemajuan Iptek tidak memperhatikan nilai-nilai luhur, maka dikhawatirkan akan membuat hubungan manusia terasing. Puan merinci, baik itu hubungan keluarga, hubungan bermasyarakat, maupun budaya serta lingkungan hidup.

“Inilah tantangan kita bersama, untuk dapat membangun dunia pendidikan yang semakin dapat menciptakan tata sosial, ekonomi, politik, budaya yang semakin beradab dan humanis,” imbuhnya.

Terkait hubungan pendidikan, perguruan tinggi di Indonesia telah didorong melakukan kerja sama riset dengan perguruan tinggi atau lembaga riset di berbagai negara seperti Korea Selatan dengan fokus pada berbagai bidang.

Turut hadir dalam acara ini, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, Rektor UNNES Prof. Dr. S Martono MSi, Presiden PKNU, Prof. Dr. Jang Young-soo, serta perwakilan perguruan tinggi lain. (Mhr)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *