Manado  

Dian Senang Dinas Perkim Jawab Kerinduan Warga 

Nampak pekerjaan paving yang dikerjakan lewat dinas Perkim di Kelurahan Malalayang. (Foto Jhonly)

Pewarta/Editor: Jhonly Kaletuang

MANADO (Gawai.co) – Program perbaikan infrastruktur di tiap-tiap lingkungan lewat Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Perkim) di Kota Manado disambut gembira sejumlah masyarakat.

Mereka mengaku senang dan berterima kasih kepada Dinas terkait terlebih Walikota dan Wakil Walikota yang sudah memperhatikan kerinduan masyarakat akan akses jalan yang baik selama ini. 

Dian Harikase, warga Malalayang Kelurahan Malalayang Satu, merasa sangat senang dengan program yang ada dari pemerintah. 

“Banyak-banyak terimakasih kepada Bapak Walikota karena jalan yang rusak sekarang sudah diperbaiki, tidak lagi berkutat dengan jalan berlumpur atau becek ketika musim hujan,” ungkap Dian.

“Tentunya juga terima kasih pada dinas terkait yang mampu mengimplementasikan program-program dari Walikota,” sambungnya. 

Senada, Wes Samsuri warga Kelurahan Mahawu mengaku bangga dengan capai-capai yang diperoleh oleh pemerintah AA-RS. 

“Luar biasa, walikota dan wakil walikota saat ini benar-benar membangun. Terbukti diberbagai tempat pembangunan gerus digenjot dinas terkait,” kata Wes. 

Lebih jauh lagi kata Dia, bahwa sebagian infrastruktur yang dibangun merupakan kerinduan warga yang sudah lama.

“Tentunya semua ini adalah jawaban atas kerinduan warga miliki jalan yang baik. Terima kasih pemerintah atas kerja kerasnya. Semoga ini juga mendapat dukungan dari warga,” akhirnya. 

Semantara itu Kepala Dinas Perkim, Peter Eman ST MT mengatakan, pembangunan infrastruktur di lingkungan semua dilaksanakan berdasarkan skala prioritas yang benar-benar diperlukan oleh lingkungan. 

Itulah sebabnya dinamakan dana lingkungan, karena yang mengusulkan itu dari lingkungan. 

“Jadi pembangunan ini berdasarkan usulan dari lingkungan yang disampaikan oleh ketua-ketua lingkungan dan itu dimasukkan di Manadohub (aplikasi red), kemudian diverifikasi oleh Perkim,” jelas Eman. 

Lanjut pria yang pernah jadi Kepala BPBD Manado ini, dalam proses verifikasi pihaknya akan melihat skala prioritas dan kelayakan untuk dilaksanakan. 

Dicontohkan, ada yang mengusulkan pembangunan infrastruktur seperti gapura, sayangnya gapura tersebut bukanlah skala prioritas sebab masih ada yang lebih penting lagi. 

Kemudian ada juga yang mengusulkan pembangunan Pos Kamling yang saat ini dinilai juga belum masuk dalam skala prioritas. 

“Jadi yang diutamakan adalah jalan, drainase, railing tangga dan talud yang betul-betul diperlukan oleh masyarakat yang bisa menyelesaikan problem yang ada disitu,” jelas pria yang telah dipercayakan Pelayan Khusus di salah satu jemaat GMIM. 

Dicontohkan lagi, ada salah satu lingkungan yang mengusulkan tapi belum tertangani karena pihaknya melakukan pengkajian mendalam untuk melihat permasalahan apa yang harus didahulukan untuk diselesaikan. 

Seperti lingkungan satu mengusulkan jalan setapak, lingkungan dua mengusulkan saluran drainase dan lingkungan tiga mengusulkan jalan. 

“Tapi setelah diverifikasi di kelurahan tersebut yang menjadi problem adalah genangan air, dan semua berhubungan baik lingkungan satu, dua dan tiga, sehingga kita harus pending dan berkolaborasi menyelesaikan masalah genangan air tersebut agar bisa mengalir tuntas,” jelasnya. 

Kemudian terkait penganggaran di masing-masing lingkungan itu berbeda-beda sesuai kesulitan medan.

Dicontohkan ada pengusulan saluran air beberapa lingkungan, setelah di cek diperkirakan masing-masing dapat memakan anggaran sebesar Rp 40 sampai Rp 50 juta. 

“Ada lingkungan lain setelah dicek untuk penanganan kurang lebih Rp 200 sampai dengan Rp 400 juta. Itu bisa diselesaikan tapi dikoordinasikan dengan lingkungan setempat,” jelasnya. 

“Namun yang paling utama dana ini untuk mengatasi usulan atau permasalahan yang ada di lingkungan, tapi pelaksanaannya berdasarkan skala prioritas karena disesuaikan dengan anggaran yang tersedia,” tambahnya. 

Karena sifatnya skala prioritas, maka pihaknya wajib melaksanakan pembangunan tersebut sebab ini benar-benar diperlukan oleh masyarakat apalagi memasuki musim penghujan. 

“Saat ini dari 504 lingkungan yang torang tangani sekarang ada 365 lingkungan, jadi kurang lebih sudah 60 persen sudah torang tangani,” kuncinya. (Jon)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *