Bitung  

Baliho Caleg Tertancap di Pohon, Khianati Etika Lingkungan

Salah satu contoh Baliho Caleg yang di paku di pohon perindang dan sejumlah Baliho yang tak memaku di pohon perindang. (Foto: istimewa)

Editor/Pewarta: Alfondswodi

BITUNG (Gawai.co) – Minimnya wawasan Keanekaragaman Hayati atau Biodiversitas, bagi sejumlah Calon Legislatif (Caleg) terukur dan jelas terpajang di permukaan. Senin (5/2/2024).

Pasalnya, menjelang ataupun pelaksanaan tahapan Pemilu, minimnya wawasan Biodiversitas para Caleg terlihat jelas dengan praktek penancapan atau memaku Alat Peraga Kampanye (APK) berupa Baliho secara sengaja.

Dimana diketahui Biodiversitas atau Keanekaragaman Hayati adalah variasi dan variabilitas kehidupan di Bumi. Keanekaragaman hayati biasanya merupakan ukuran variasi pada tingkat genetik, spesies, dan ekosistem.

Penancapan atau memaku APK di pohon, menjadi bukti para Caleg tidak paham dengan ‘etika lingkungan’ dimana diketahui para Caleg ini merupakan representatif rakyat dalam memperjuangkan hak-hak rakyat, termasuk dengan kehidupan di suatu wilayah dalam hal ini, keterancaman Biodiversitas.

“Seharusnya Partai Politik (Parpol) harus mengajarkan kepada setiap kadernya, terkait dengan etika lingkungan. Karena kontribusi lingkungan bagi Bumi berperan besar! Bagaimana bisa isu lingkungan ataupun kebijakan lingkungan dapat diperjuangkan, jika para Caleg yang bakal menjadi penghuni gedung PPRD nanti, tidak paham tentang etika lingkungan,” kata Hendry Palamia salah satu pemerhati lingkungan Kota Bitung.

Manager Kampanye Yayasan ‘Koffas’ ini mengatakan, pohon perindang yang sengaja di tanam di perkotaan, memiliki peran dan kontribusi yang sama dengan pohon yang bertumbuh di suatu kawasan hutan.

“Pohon dapat menyerap karbon dan penghasil oksigen serta memberikan kesejukan bagi masyarakat. Dengan memaku pohon dapat menyebabkan pohon tersebut mati. Dan ketika praktek tersebut terus dibiarkan maka, sebagai seorang politik seharusnya memikirkan dampak yang bakal terjadi nantinya, apakah itu akan berdampak pada politik anggaran, seperti contohnya jika kita melihat dari aspek politik anggaran, pertumbuhan satu pohon membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang sangat besar,” bebernya.

Lanjutnya, “Jika hal ini tidak ada penindakan tegas, maka kesalahan yang sama akan terus diulang-ulang! Dan untuk itu saya menyarankan, mari kita melihat secara profesional, siapa Caleg yang benar-benar paham tentang lingkungan. Kita tidak mau orang yang nantinya menjadi anggota dewan tetapi perilakunya tidak terhormat,” pungkasnya.

Dilansir dari laman media; mongabay.co.id pernyataan Ketua Prodi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi [FST] UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Muslich Hidayat mengatakan, peserta pemilu yang memaku alat peraga di pohon memiliki etika dan estetika lingkungan sangat dangkal.

“Paku yang ditancap akan mengganggu dan merusak batang,” katanya.

Jaringan batang secara umum terdiri epidermis, korteks, endodermis, perisikel, floem, kambium, xylem, dan empulur. Jika paku yang ditancapkan cukup panjang, akan merusak floem dan xylem.

“Floem dan xylem merupakan jaringan pengangkut air, unsur hara dan hasil fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan atau pohon. Jika terganggu, pertumbuhan tersendat, bahkan jika terputus menyebabkan kematian. Jika mati, dapat memicu pemanasan global. Jika pohon itu mati, maka para peserta pemilu ikut berkontribusi bertambah panasnya suhu di Bumi,” paparnya.

Manfaat POHON untuk kehidupan Manusia

Sebagai informasi, pepohonan dan hutan hujan tropis menyediakan sekitar 28 persen kebutuhan oksigen di Bumi. Dikutip dari situs sciencefocus.com, pohon melepaskan oksigen ketika menggunakan energi dari sinar matahari untuk membuat glukosa dari karbon dioksida dan air. Ini disebut sebagai fotosintesis.

Dengan memperhitungkan berat molekul relatif oksigen dan karbon, maka satu pohon dapat menghasilkan sekitar 100 kilogram oksigen per tahun. Sementara, dalam setahun, seorang manusia membutuhkan sekitar 740 kilogram oksigen. Artinya, manusia membutuhkan tujuh atau delapan pohon. (*/ayw)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *