Pasca Pencanangan BLU, Unima Tancap Gas!

Rektor Unima Prof. Dr. Deitje Adolfien Katuuk, M.Pd saat menyampaikan sambutan di acara pencanangan BLU. (Foto: dok Gawai.co)

Editor/Pewarta: Martsindy Rasuh

TONDANO (Gawai.co) – Pasca pencanangan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dengan penerapan pola Pengelolaan Keuangan (PK) Badan Layanan Umum (BLU), Unima langsung tancap gas. Hal itu ditegaskan Rektor Unima Prof. Dr. Deitje Adolfien Katuuk, M.Pd di acara pencanangan PK BLU, bertempat di area lahan Kampus Unima, Sabtu (25/6/2022).

“Unima telah resmi berstatus perguruan tinggi negeri dengan menerapkan pola pengelolaan keuangan badan layanan umum, apalagi hari ini kita telah melaksanakan pencanangan, oleh sebab itu mari kita bekerja bersama dan bersama-sama bekerja mengimplementasikannya dengan program, tentu secepatnya kita beradaptasi,” tegas orang nomor satu di Unima ini.

Pada prinsipnya, lanjut Prof Dei, pola PK BLU memberikan kesempatan bagi Unima dalam pengembangan, pengelolaan, dan pemanfaatan potensi sumber daya yang ada secara otonom. Termasuk didalamnya meningkatkan mutu, aksesibilitas, dan keterjangkauan pelayanan kepada semua pemangku kepentingan.

“Melalui BLU, Unima telah menetapkan sasaran strategis diantaranya menghasilkan lulusan profesional dan kompeten, meningkatkan mutu layanan, meningkat kualitas sumber daya manusia yang produktif, inovatif, kompetitif, mengembangkan ilmu pengetahuan teknologi melalui program dan hasil penelitian yang inovatif, produktif, kompetitif, serta bermanfaat bagi pembangunan dan masyarakat, guna terwujudnya good university governance,” ungkap istri tercinta guru besar senior Unima Prof. Dr. Sjamsi Pasandaran ini.

Lebih lanjut rektor menyampaikan, kepada seluruh civitas academica dan keluarga besar Unima, hari ini merupakan momentum penting untuk kita bergerak maju, mengejar perguruan tinggi yang lebih maju.

“Dengan ditetapkannya Unima sebagai PTN PK BLU bukanlah akhir dari perjuangan kita, tetapi merupakan momentum untuk memacu kita bekerja lebih rajin, meningkatkan kebersamaan dalam membangun Unima,” terangnya.

Sementara itu, Plt. Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Tinggi (Dikti), Riset dan Teknologi (Ristek) Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC, Ph.D., IPU, Asean Eng menyebutkan bahwa dalam penerapan BLU, Unima bisa memanfaatkan semua aset yang ada di area kampus, baik untuk keperluan kampus, mahasiswa maupun masyarakat sekitar.

“Kampus itu ketika beralih ke pengelolaan keuangan BLU, segala aset yang ada di sini dapat diberdayakan untuk dimanfaatkan bagi kepentingan dan keperluan kampus, mahasiswa maupun masyarakat yang ada di sekitar kampus,” ungkap Prof Nizam.

Ia pun mengingatkan, dengan beralihnya Unima ke pola Pengelolaan Keuangan BLU berarti sudah menjadi kampus otonom, yang terpenting dari otonom adalah akuntabilitas. “Akuntabilitas yakni harus punya tata kelola yang lebih transparan dan kredibel. Karena setiap rupiah yang dibelanjakan dapat dipertanggung jawabkan, tentu ini semua untuk kemajuan perguruan tinggi dan berdampak langsung kepada mahasiswa serta masyarakat sekitar kampus,” tutupnya.

Perlu diketahui, PTN dengan pola Pengelolaan Keuangan BLU merupakan institusi dengan level kedua dalam hal otonomi. Pengelolaan institusi ini mirip dengan rumah sakit milik negara. Seluruh penerimaan non pajak dikelola secara otonomi dan dilakukan pelaporan ke negara.

Jadi kampus diberikan hak otonom untuk mengelola aset agar dapat dimanfaatkan hingga ada pemasukan atau income (penghasilan). Diantaranya, investasi, pembangunan lokasi pariwisata, perhotelan, pertanian, perkebunan dan lain sebagainya.

Fleksibilitas yang diberikan memberikan keleluasaan bagi PTN BLU bergerak dibandingkan dengan PTN Satker biasa. BLU diberikan kewenangan untuk memungut biaya atas layanan yang diberikan, melakukan utang/piutang, pengelolaan kas, investasi, pengelolaan barang, surplus dan defisit, serta remunerasi. Dengan begitu Unima kini harus tancap gas. (mrt)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *