Ilustrasi virus corona. (REUTERS/istimewa) |
Sumber: Tempo.co
Editor: Rofni Lolaen
JAKARTA (Gawai.co) – Pemerintah Cina telah mengajukan permohonan paten baru pada obat eksperimental produksi Gilead Sciences Inc. Obat itu diyakini para ilmuwan di Cina dapat memerangi virus corona turunan terbaru yang saat ini sedang mewabah dari negeri itu.
Pengajuan paten tersebut dilakukan untuk penggunaan obat antivirus yang dikenal sebagai remdesivir. Mengutip laman Aljazeera, Rabu (5/2), Cina memandang Gilead Sciences Inc., perusahaan bioteknologi di Amerika Serikat, sebagai salah satu kandidat paling menjanjikan untuk melawan wabah virus yang kini telah merenggut hampir 500 nyawa dan menginfeksi lebih dari 20 ribu orang lainnya itu.
Meskipun belum dilisensikan atau disetujui di mana pun di dunia, obat eksperimental itu digunakan pada pasien infeksi virus yang sementara ini dilabeli 2019-nCoV itu di Cina. Klaimnya, pasien menunjukkan tanda-tanda awal bahwa obat itu sangat efektif.
Menurut pernyataan di situs lembaga virologi di Wuhan, Cina, aplikasi paten itu sudah dibuat pada 21 Januari lalu. Para ilmuwan di sana menyatakan menemukan remdesivir dari Gilead dan obat malaria chloroquine sangat efektif dalam studi laboratorium untuk menghentikan infeksi 2019-nCoV.
Hasil penelitiannya telah dipublikan di jurnal Cell Research pada Selasa (4/2). Namun, lembaga virologi menyatakan bahwa kemanjuran kedua obat itu dalam kasus virus corona Wuhan masih membutuhkan bukti tes klinis lebih lanjut.
Tidak jelas kapan otoritas kekayaan intelektual Cina akan menyetujui aplikasi obat eksperimental dari Gilead. Perusahaan ini mengirimkan dosis yang cukup untuk mengobati 500 pasien dan siap meningkatkan pasokan jika uji klinis berhasil.
Merdad Parsey, kepala petugas medis di Gilead, menerangkan kalau Remdesivir sedang diuji dalam dua percobaan, pada pasien dengan gejala patogen baru sedang dan parah. (Tempo/Rofni Lolaen)