Pewarta : Michelle de Jonker
Editor: Martsindi Rasuh
TOMOHON (Gawai.co) — Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulawesi Utara Andry Prasmuko bersama kelompok tani (Poktan) Sukoi Rabbit, serta Dinas Pertanian Peternakan dan Perikanan Kota Tomohon, menghadiri panen perdana cabai rawit, di Kelurahan Kaskasen, Kota Tomohon, Selasa (23/4/2024) tadi.
Dalam sambutannya, Kaknwil BI Sulut Andry Prasmuko, mengatakan harapannya agar panen cabai rawit ini bisa mengendalikan inflasi diwilayahnya.
“Semoga Panen ini dapat memenuhi pasokan cabai rawit di kota Tomohon, dan mendukung pengendalian inflasi mengingat harga cabai masih cenderung tinggi”, Kata Andry.
Dia mengakui hasil panen cabai yang ditanam Poktan Sukoi Rabbit kualitasnya baik. Sebab, jenis cabai yang ditanam itu, hasilnya tampak gemuk-gemuk.
“Apa yang sudah diupayakan Poktan Sukoi Rabbit dan Pemkot Tomohon ini merupakan terobosan baru, karena cabai ini dagingnya tebal dan tahan lama. Semoga bisa direplikasi oleh Poktan lainnya,” bebernya.
Andry mendorong supaya Poktan Sukoi Rabbit jangan menyerah mengolah lahan hortikultura yang dimiliki sekarang ini, karena menurutnya hasil produksi cabai rawit di sini, dapat menjaga ketersediaan komoditi pangan apabila tiba-tiba terdapat kekurangan supply.
“Tetap semangat supaya kita terus survive, dan produksi kita terjaga kualitasnya. harapan saya bila di Tomohon sedang kekurangan supply, hasil produksi Poktan Sukoi Rabbit tetap bisa memenuhi ketersediaan,”ujarnya.
Orang nomor satu di BI Sulut ini, turut mengapresiasi Poktan Sukoi Rabbit yang terus mengembangkan kemampuannya dalam Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) atau sarana untuk pelatihan bidang pertanian di tingkat desa.
“Diharapkan P4S dapat terus diperluas jangkauannya, karena akan sangat membantu pengembangan kemampuan para petani,” harap Andry.
Sementara Ketua Poktan Sukoi Rabbit Richard Kainde, menerangkan nama Sukoi Rabbit diambil dari belasan tahun lalu, saat para petani hendak mengembangkan peternakan kelinci di sekitar sungai jalan Okoi, Tomohon, sehingga mereka sepakat membuat kelompok peternak dengan nama Sukoi Rabbit.
“Tapi sekarang ini sudah beralih ke poktan hortikultura cabai rawit dan tomat,” Jelasnya.
Richard Kainde termasuk anggota Petani Unggulan Bank Indonesia (PUBI) 2024. Dimana dia menerangkan luas lahan yang digarapnya bersama dengan belasan petani lainnya mencapai 0,6 hektare, dan jumlah cabai rawit yang ditanam sebanyak 6.000 pohon.
“Kami perkirakan hasil produksi akan mencapai 6 ton per siklus tanam,” katanya.
Richard memuji program PUBI yang sempat diikutinya, karena para petani mendapat pandangan luas agar tetap semangat bertani. Dan menurutnya, ilmu yang didapat ini akan di bagikan kepada rekan-rekan petani Poktan Sukoi Rabbit.
“Selain program PUBI, begitu juga dengan PAS. Jadi, apa yang didapat dari kedua program itu, kami tak mau pelit berbagi ilmu,” ujarnya.
Sementara Sekertaris Dinas Pertanian Peternakan dan Perikanan Kota Tomohon Michael Joseph, mengatakan petani adalah garda terdepan Pemerintah kota (Pemkot) Tomohon dalam meningkatkan ketahanan pangan.
Kelompok petani dan stakeholder di Pemerintahan kota Tomohon akan berupaya semaksimal mungkin meningkatkan produksi pangan, apalagi komoditi cabai rawit mempengaruhi inflasi.
“Karena itu, kami mengapresiasi apa yang telah dilakukan Poktan Sukoi Rabbit dan BI Sulut, saya harap kelompok-kelompok tani lainnya dapat mengikuti jejak kelompok tani Sukoi Rabbit ini,” tukasnya
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Made Doni Kepala Tim Implementasi Kebijakan Ekonomi dan Keuangan Daerah (Kekda) dari Bank Indonesia wilayah Sulawesi Utara, pemerintah kecamatan setempat, dan sejumlah anggota Poktan Sukoi Rabbit. (Mdj)