Talaud  

Badai Hantam Talaud, Wabup MAP Himbau Warga lebih Waspada

Salah satu pohon kelapa yang roboh di jalan Trans Kiama-Tula (foto ist)

MELONGUANE (Gawai.co)- Angin kencang disertai hujan lebat menerjang Kabupaten Kepulauan Talaud, Senin (9/4/2024).

Akibat peristiwa tersebut pohon tumbang di beberapa tempat. Seperti yang terjadi di jalan trans Kiama Tule, pohon kelapa roboh mengenai jaringan listrik yang mengakibatkan mati lampu.

Olehnya, Wakil Bupati Talaud Moktar Arunde Parapaga menghimbau kepada masyarakat Bumi Porodisa untuk tetap waspada.

“Saya mengimbau kepada warga, khususnya yang bermukim di tempat-tempat rawan bencana untuk lebih waspada. Mengingat cuaca yang tidak bersahabat,” ucap MAP sapaan akrab Wabup Talaud ini.

Diketahui Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan Indonesia pada 11-13 April 2022. Masyarakat diimbau waspada terhadap potensi tersebut. Berdasarkan ramalan BMKG, pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari selatan-barat daya dengan kecepatan angin berkisar 5-25 knot. Sedangkan, wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari tenggara-selatan dengan kecepatan angin berkisar 5-18 knot.

“Kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Sulawesi dan perairan Kepulauan Sangihe-Kepulauan Talaud,” kata Plt Deputi Klimatologi BMKG Urip Haryoko dalam keterangan tertulis, Senin (11/4/2022).

Kondisi tersebut berpotensi menimbulkan gelombang setinggi 1,25-2,50 meter di perairan utara Sabang, perairan barat Aceh, perairan barat Pulau Simeulue-Kepulauan Mentawai, perairan Bengkulu, Samudra Hindia Barat Aceh-Kepulauan Mentawai, perairan selatan Pulau Sumba, perairan Pulau Sawu-Kupang-Pulau Rotte, dan Laut Sawu. Lalu, Selat Sumba bagian barat, Selat Sape bagian selatan, Samudra Hindia Selatan NTT, Laut Natuna Utara, perairan utara Kepulauan Anambas-Kepulauan Natuna, serta Selat Makassar bagian tengah dan utara.

Laut Sulawesi, perairan selatan Kepulauan Sangihe-Kepulauan Talaud, perairan Kepulauan Sitaro, perairan Bitung, Laut Maluku, perairan Kepulauan Sula, dan Laut Seram. Kemudian, gelombang tinggi di perairan utara Halmahera, Laut Halmahera, perairan Sorong bagian selatan, perairan utara Papua Barat-Papua, Samudra Pasifik Utara Papua Barat-Papua, perairan selatan Kepulauan Tanimbar, dan Laut Arafuru.

Gelombang lebih tinggi sekitar 2,50-4 meter berpotensi terjadi di perairan barat Lampung, Samudra Hindia Barat Bengkulu-Lampung, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Banten-Sumbawa, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan, dan Samudra Hindia Selatan Banten-NTB. Lalu, perairan utara Kepulauan Sangihe-Kepulauan Talaud, dan Samudra Pasifik Utara Halmahera.
“Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran,” ujar Haryoko.

Karena hal tersebut, BMKG mengimbau masyarakat berhati-hati, terutama nelayan yang beraktivitas dengan moda transportasi laut. Seperti perahu nelayan dengan kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter, kapal tongkang dengan kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter, kapal ferry dengan kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter, dan kapal kargo/kapal pesiar dengan kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter.
“Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada,” kunci Haryoko.(Jon)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *