Soal Dugaan Pembubaran Retreat Pelajar Kristen di Cidahu Sukabumi, Stovian: Belajar Toleransi di Bolmong

Ketua DPC GAMKI Bolmong Stovian Gedoan. (Foto: Istimewa)

Editor/Pewarta: Indra S. S. Ketangrejo 

BOLMONG (Gawai.co)- Sikap intoleransi di Indonesia taampaknya butuh perhatian khusus. Sebab, puluhan siswa Kristen dari Jakarta yang sementara melakukan retret di salah satu villa di Desa Tangkil, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi Jawa Barat diduga digeruduk ratusan massa di wilayah tersebut.

Informasi beredar, ratusan warga Desa Tangkil, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, mendatangi sebuah rumah singgah milik di Kampung Tangkil RT 04/01, Jumat, (27/06/2025).

Aksi tersebut diduga dipicu dugaan bahwa rumah tersebut kerap dijadikan tempat ibadah umat Kristiani (Protestan) tanpa izin. Hal ini membuat Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) dari sejumlah wilayah di Indonesia angkat bicara. Diantaranya, Ketua DPC GAMKI Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) Stovian Gedoan.

Ia menyampaikan keprihatinan dan penyesalan mendalam atas insiden pembubaran kegiatan retreat pelajar Kristen tersebut. “Tentu sangat menyesalkan kejadian tersebut. Kami mendorong pemerintah setempat agar secepatnya memproses sesuai aturan yang berlaku,” tegasnya.

Ia menambahkan, melihat tindakan seperti ini, daerah seperti Sukabumi perlu banyak belajar dari praktik toleransi antar umat beragama yang telah berlangsung harmonis di Kabupaten Bolmong.

Daerah Bolmong sangat dikenal dengan daerah yang sangat menjunjung tinggi kerukunan antar umat beragama. Hal ini juga kata dia sangat tergantung pemerintah daerahnya.

Bahkan tambah Stovian, inisiatif Pemkab Bolmong yang tengah menjajaki pendirian kampus moderasi beragama pertama di Indonesia, yakni pembangunan Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) dalam satu kompleks kampus di wilayah Dumoga patut diapresiasi dan dijadikan contoh.

“Langkah Pemkab Bolmong sangat progresif dan menjadi wujud nyata dari semangat toleransi. Ini seharusnya menjadi contoh bagi daerah lain, termasuk Sukabumi, yang masih sering diwarnai isu-isu intoleransi,” ujarnya.

Ditambahkan, keberadaan dua institusi pendidikan tinggi lintas agama dalam satu kawasan merupakan simbol kuat bahwa kerukunan dapat dibangun melalui pendidikan, dialog, dan kehadiran negara yang berpihak pada nilai-nilai kebangsaan dan kemanusiaan.

Ia berharap, pemerintah pusat mendukung penuh rencana pendirian kampus moderasi tersebut dan menjadikannya sebagai proyek percontohan nasional. “Kita butuh lebih banyak narasi positif seperti ini agar Indonesia tetap utuh dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika,”tambahnya.

Selanjutnya Stovian mengatakan rencana pembangunan IAKN dan IAIN secara berdampingan di Dumoga saat ini sedang dalam tahap koordinasi lintas kementerian dan instansi terkait.

Jika itu terwujud, Bolmong akan menjadi daerah pertama yang memiliki kawasan kampus lintas agama dalam satu wilayah, menjadikannya simbol nasional toleransi dan moderasi beragama.

Selain itu, ia mengatakan bahwa konstitusi Republik Indonesia menjamin penuh kebebasan beragama dan beribadah, termasuk pelaksanaan ibadah di rumah pribadi.

“Dalam Undang-Undang Dasar 1945, jaminan terhadap kebebasan beragama dan beribadah sangat jelas. Tidak boleh ada yang melarang seseorang menjalankan keyakinannya, apalagi di rumah sendiri,” tegasnya. (Ind)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *