Optimis Indonesia Mampu Bertahan Hadapi Krisis Pangan Global

Claritha Madonsa. (Foto: ist)

Editor/Pewarta: Maher Kambey

SANGIHE (Gawai.co) – Beberapa waktu belakangan, Indonesia terancam akan mengalami dampak dari krisis pangan, krisis energi, dan krisis keuangan global. Hal ini tak lepas dari pengaruh gejolak sosial dan politik yang mempengaruhi banyak hal tak terkecuali ketersediaan pangan.

Seperti yang dikatakan oleh perempuan bernama lengkap Claritha Madonsa ini. Dia menyampaikan, Indonesia saat ini sedang menghadapi tantangan terkait ketersediaan pangan.

“Ketersediaan pangan yang lebih kecil dibandingkan kebutuhannya dapat menciptakan ketidak stabilan ekonomi. Kebutuhan dan ketersediaan pangan menjadi hal yang tidak mudah bagi Indonesia karena jumlah penduduknya sangat besar dengan cakupan geografis yang luas dan tersebar,” jelasnya saat diwawancarai, Sabtu (10/9/2022).

Meski begitu, perempuan kelahiran Tahuna, 17 Maret 1999 ini menuturkan bahwa pemerintah tetap berkomitmen untuk terus meningkatkan produksi dan memastikan kecukupan pangan di dalam negeri.

“Dilihat dari potensi pertanian yang ada di Indonesia, membuat saya merasa cukup optimis dan yakin negara kita akan mampu bertahan dalam menghadapi krisis pangan global ini,” ujar peraih gelar Wakil I Momo Sangihe 2022 ini.

Lebih lanjut, pemilik akun Instagram @clarithaam ini menjelaskan, naiknya harga BBM pada saat ini juga akan sangat berdampak pada harga dan ketersediaan pangan.

Menurutnya, dampak yang paling besar dan rumit dari naiknya harga BBM adalah kenaikan harga bahan pangan. Karena akan meningkatkan biaya transportasi, khususnya untuk logistik kebutuhan pangan.

“Apalagi permintaan pangan itu sifatnya naik jadi kalau harga pangan juga naik maka akan memberikan dampak termasuk dampak sosial dan ekonomi,” tutur perempuan lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) ini.

Ketika ditanya langakah apa yang harus ditempuh pemerintah untuk menjamin ketersediaan pangan bagi masyarakat, dirinya menjawab bahwa hal pertama yang harus dilakukan adalah pemerintah harus mampu menjamin adanya pemerataan stok pangan pada setiap daerah dengan harga yang stabil.

“Yang kedua program-program di sektor pertanian dan perikanan harus terus dijalankan untuk penguatan ketersediaan pangan, peningkatan kesejahteraan petani dan nelayan,” imbuhnya.

“Dan yang ketiga, pemerintah harus secara intensif memonitor dan mengevaluasi penerapan kebijakan pangan di setiap daerah agar sesuai dengan kondisi terkini,” tandasnya. (Mhr)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *