Menristek dan BRIN: Unima Harus Beri Kontribusi Pada Sembilan Bidang Fokus Riset

 

Menristek dan BRIN Prof Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro ketika membawakan materi secara virtual. (ist)




Editor: Tim Gawai


TONDANO (Gawai.co) – Menteri Riset, Teknologi dan BRIN Prof Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro dalam penyampaian materinya berharap dalam kebijakan riset nasional guna mempercepat pencapaian industri 4.0, maka ada beberapa hal yang perlu dilakukan civitas akademika Unima. Hal itu disampaikannya dalam rapat kerja pimpinan (rakerpim), pada 11-13 November.
Disampaikannya, Unima harus memberikan kontribusi pada sembilan bidang fokus riset (RIRN 2020-2024). 
“Melakukan fokus PRIN contohnya hasil bumi terbesar di Sulut yaitu kelapa, mulai dari teknologi tepat guna yang dapat membantu petani kelapa,” tutur menteri dihadapan para civitas akademika Unima. 
Dilanjutkannya, komersialisasi dan nilai tambah buah kelapa, contohnya produk VCO sebagai suplement/obat tradisional, jus kelapa, dan lainnya. “Selanjutnya produk kelapa yang biasanya diimport digantikan sampai kemudian frontier technology,” sebutnya.
Dirinya meminta, teman-teman dosen melakukan riset untuk publikasi namun diharapkan tidak berhenti pada R and D tapi sampai pada prototype.
Sudah saatnya Unima tidak hanya disisi hulu tapi mulai masuk ke hilir. Harus ada unit yang bisa melakukan hilirisasi tersebut dan terhubung dengan dunia usaha. 
“Dari sinilah akan dibentuk ekosistem inovasi di Unima sehingga hasil-hasil riset dapat dikomersialkan dan digunakan,” tuturnya.
Kedepan Unima untuk bisa bekerjasama mendorong inovasi desa dan UMKM di Sulut baik sektor pertanian, perikanan, pariwisata, mengembangkan produk olahan, digitalisasi pemasaran, juga teknologi untuk membantu petani.
Ia menyebut, pihak kementerian melakukan klaster inovasi tidak hanya peningkatan tanamannya tapi teknologi untuk mengolah, packing sampai pemasaran. Intinya teknologi yang sederhana namun tepat guna.
“Unima juga diharapkan untuk mendorong start up  dengan inkubasi start up dan menggerakan mahasiswa untuk membuat start up sendiri yang adaptif terhadap perkembangan teknologi,” sampainya.
Kontribusi Unima untuk peningkatan IPTEK dengan memperbanyak riset group bekerjasama antar bidang, fakultas, universitas dan universitas luar negeri. “Unima harus memimpin tranformasi digital secara internal dan untuk Sulut,” sebutnya.
Lebih lanjut dikatakannya, dosen dan mahasiswa membuat penelitian teknologi tepat guna yang bermanfaat bagi masyarkat Sulut juga HKI.
Kemudian, paling terakhir Unima berkolaborasi dengan industri supaya menjadi kampus yang selalu inline. Termasuk, meningkatkan ketahanan bangsa untuk ketahanan masa depan. (Tim Gawai)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *