Berantas Mafia Pasar dengan Gerakan Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah 2022

High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) Sulut 2022. (Foto: Michelle de Jonker/Gawai.co)

Editor/Pewarta: Michelle de Jonker

MANADO (Gawai.Co) – Perekonomian nasional pada tahun 2021 mulai menunjukkan indikasi pemulihan dengan tumbuh 3,69% (yoy). Ini jauh membaik, dibanding pertumbuhan tahun 2020 yang terkontraksi 2,07% (yoy).

Sejalan dengan pertumbuhan nasional tersebut, kinerja perekonomian Sulut tahun 2021 juga tumbuh 4,16% (yoy) menguat dibandingkan tahun 2020 yang terkontraksi 0,99% (yoy).

“Faktor pendukung pertumbuhan tersebut terutama adalah perbaikan kinerja industri perdagangan, konstruksi dan transportasi. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tersebut didukung oleh aktivitas masyarakat yang lebih baik serta kenaikan belanja modal,” terang Arbonas Hutabarat dalam legiatan High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) Sulut 2022.

Menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri ini kata Arbonas, kita perlu lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap tekanan inflasi. Hal ini karena memang secara historis tekanan inflasi menjelang periode HBKN akan cenderung meningkat dengan rata-rata tekanan inflasi pada empat tahun terakhir sebesar 0,39% (mtm) pada periode HBKN.

“Untuk bulan April 2022 ini, beberapa komoditas yang ditenggarai akan menjadi pendorong inflasi adalah komoditas yang harganya diatur pemerintah seperti bahan bakar dan angkutan udara. Sementara komoditas yang harganya bergejolak seperti minyak goreng diperkirakan juga masih mengalami kenaikan, di samping komoditas inflasi inti seperti barang elektronik dan kebutuhan pribadi lainnya yang berpotensi meningkat di tengah pemberlakuan PPN 11%,” jelasnya.

Terkait hal itu, berdasarkan survei pemantauan harga (SPH) yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) Sulawesi Utara sampai dengan minggu pertama bulan April 2022, telah memantau pergerakan kenaikan harga beberapa komoditas seperti cabai rawit, tomat, cabai besar, minyak goreng, daging sapi, dan telur ayam ras.

“Untuk itu, kami berharap bahwa seluruh Kabupaten/Kota dapat memperhatikan perkembangan harga komoditas strategis di masing-masing daerah, serta melanjutkan upaya pemantauan harga serta pasokan terutama pada masa Ramadhan dan Idul Fitri 2022,” tegasnya.

Dalam upaya penanganan inflasi ini, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Sulut telah melakukan langkah awal yang baik dengan penyusunan peta jalan pengendalian inflasi 2022-2024.

Peta jalan ini juga telah menjadi pedoman di Kabupaten/Kota dalam penyusunan roadmap serupa di wilayah kerja masing-masing. Menjelang periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri ini, pihaknya menghighlight beberapa sub-program yang kiranya penting kita lakukan bersama.

Masing-maising peningkatan stabilisasi harga dan stok bahan pokok melalui koordinasi pemerintah pusat, daerah, dan satgas pangan, penguatan cadangan pangan pemerintah, fasilitasi distribusi pangan oleh toko tani Indonesia center (TTIC), peningkatan kualitas dan keakuratan data harga dan pasokan, serta menjaga ekspektasi masyarakat melalui komunikasi rutin dan media terpercaya.

Hal menarik lainnya dalam kegiatan ini juga terungkap dari Wakil Gubernur Sulut Steven Kandouw, dalam pidatonya, ia menceritakan berbagai upaya pemerintah provinsi untuk menginvestigasi kecurangan harga dan permainan para mafia dengan kondisi ketersediaan bahan pokok di pasar.

“Antisipasi dalam menghadapi hari raya Idul Fitri selayaknya kita amati secara komphrensif untuk inflasi, virus pandemi ini juga menjadi sebab akibatnya, jangan Heran harga tempe naik saja, sudah sangat terasa beban ekonominya, kita wajib monitor khusus harga-harga dipasar ‘day by day’ kalo perlu ‘hour to hour,” jelas Kandouw.

Lanjutnya, sesuai pengamatan, yang paling penting adalah ketersediaan barang dan bahan pokok, contoh harga cabai banyak orang tidak mau pusing yang penting kita bayar meskipun sudah hampir busuk, apalagi yang di kepulauan kepala-kepala daerah wajib monitor kesiapan dan keberadaan pasar.

“Sinergitas beberapa instansi terkait untuk pertumbuhan ekonomi daerah termasuk salah satunya contoh dinas perhubungan tolong diingatkan ini, karena bukan rahasia umum bahwa banyak oknum-oknum yang iseng, kalo di daerah lain mungkin cukup banyak mafianya, tapi janganlah sampai terjadi di daerah kita,” ucapnya.

Menurutnya, jaga komunikasi sangat penting dan terus perhatikan opini di masyarakat, jangan sampai timbul keresahan. Ia mengaku pernah pasang mata-mata tapi memang terbukti telah terjadi mafia kecil-kecilan.

“Ayolah kita sekarang bergerak serba digital, terimakasih juga dukungannya untuk launching rumah sakit ODSK yang semuanya  beroperasi dengan serba digital, mari kita semuanya menjadi penggeraknya agar semuanya mudah dimonitor dan terdata lebih tertib,” katanya.

Diwawancarai langsung jurnalis Gawai.co, terkait hasil investigasinya tentang temuan adanya permainan mafia kecil di sejumlah pasar di daerah Sulut, Wagub Sulut menjelaskan, di Pasar, kalau para kepala daerah tidak monitor, pasar paling gampang terjadi ‘kongkalikong’ sindikat pasar dan kepala pasar, bahwa pentingnya yang terpilih dan diberi tanggung jawab mengurus pasar adalah mereka yang sumber daya manusianya yang berintegritas dalam mengelola pasar.

“Bukan hanya orang yang pemberian jabatan hadiah dari kepala daerah, ini harus diantisipasi oleh Para kepala daerah,” tutupnya. (MDJ)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *