Kebutuhan Barito Capai Ribuan Ton Pertahun, Stok di Sitaro Kurang dari 20 Ton

Salah satu tanaman Cabe rawitr di pulau tagulandang yang menjadi penyuplai di Pulau Tagulandang

Editor / Pewarta : Frans Kasumbala

SITARO (Gawai.co) – Kebutuhan akan Cabe rawit, Tomat dan Bawang atau disebut Barito di Kabupaten Kepulauan Siau, Tagulandang, dan Biaro (Sitaro) sangat Tinggi.

Menurut data Dinas Pangan dan Pertanian Sitaro tahun 2021, ditemukan kebutuhan akan tiga komoditi tersebut mencapai angka ribuan ton pertahunnya.

Mulai dari Cabe rawit, kebutuhan warga di Sitaro pertahunnya sesuai data yakni 265 ton pertahunnya. Sedangkan dari petani hanya bisa memenuhi 5 persen dari jumlah yaitu 14, 6 ton.

Untuk Tomat kebutuhannya tertinggi di Sitaro sebesar 1.059 ton, namun petani hanya bisa memenuhi 0,30 persen atau 2,8 ton pertahunnya.

Sedangkan untuk bawang merah lebih mengkhawatirkan, dimana tidak ada produksi di tahun 2021 tersebut, sementara kebutuhan mencapai 318 ton pertahunnya.

Saat diwawancarai Richard Sasombo, Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Sitaro menjelaskan mengapa harga selalu di jual tinggi.

“Permintaan kita mencapai ratusan ton, tapi stok kita jika ditambahkan semua, tidak mencapai 20 ton pertahun,” ungkapnya.

Menurut Sasombo, Padahal Pemerintah apalagi Ibu Bupati sudah dalam tiap pertemuan selalu disampaikan untuk gemar menanam.

“Ini karena Pimpinan daerah ingin kita mandiri secara pangan. Kita juga selalu memberikan bantuan baik untuk membuka lahan, maupun pupuk dan bibit,” tambahnya.

Karena itu, sambung Sasombo, masyarakat diharapkan jangan mengeluh, selama kuota tidak diperbaiki dan mau menanam.

“Tidak menanam, selamanya akan seperti ini,” tegasnya. Kita akan terus menikmati harga puluhan ribu, karena stok dari luar daerah biayanya akan lebih tinggi,” hitungnya.

Corneles Sanggel salah satu warga di Kecamatan Siau Barat ikut berkomentar. Menurut dia, sudah sepatutung masyarakat merubah pola hidup dari konsumitf ke produksi.

“Kita punya tanah yang subur dan baik, karena itu mari kita mulai dari pekarangan rumah sendiri, jangan sampai penghasilan kota habis hanya untuk membeli bumbu dapur,” kata Corneles.

Ia Juga meminta supaya, Pemerintah di tingkat desa dan kelurahan ikut mengimplemenatsikan apa yang menjadi harapan pemerintah daerah.

“Harus satu visi, pemerintah kelurahan dan kampung wajib punya program untuk membantu kemandirian dibidang pangan dan pertanian,” jelasnya. (Frans)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *