Bitung  

Warga Mawali Pulau Lembeh Digegerkan Dengan Fenomena ‘Rayapan Tanah

Editor/Pewarta: Alfondswodi

BITUNG (Gawai.co) – Beredar disejumlah beranda media sosial, terkait fenomena alam, jenis tahan longsor yang bergerak lambat atau disebut Rayapan Tanah. Kamis (22/2/2024).

Fenomena alam itu, sempat membuat warga Kelurahan Mawali, Kecamatan Lembeh Utara, Kota Bitung, ‘panik, disebakan tahan diwilayah berdekatan dengan bibir pantai, terjadi keretakan hingga sebuah pohon dengan diameter 120 meter terbelah dua.

Bahkan keretakan tahan itu, mencapai kurang lebih sekitar 50 hingga 75 cm, terjadi pada Rabu 21 Februari 2024, alhasil salah satu warga, langsung melakukan video dan di ungga di laman media sosial.

Kalaks BPBD Kota Bitung, Fivy Kadeke saat dikonfirmasi mengatakan fenomena alam yang terjadi di wilayah Kecamatan Lembeh Utara, merupakan kejadian Rayapan Tanah.

“Rayapan Tanah adalah jenis tanah longsor yang bergerak lambat. Jenis tanahnya berupa butiran kasar dan halus. Jenis tanah longsor ini hampir tidak dapat dikenali. Hal ini terjadi kemungkinan karena curah hujan tinggi disertai dengan struktur tanah lembek dan lunak sehingga sangat mudah untuk bergerak atau longsor,” kata Kadeke melalui pesan singkat elektronik.

Menurutnya, usai menerima laporan dari warga, pihaknya (BPBD Bitung.red) langsung melakukan peninjauan serta berkoordinasi serta meminta petunjuk langsung dari atasan.

“Sebagai antisipasi masyarakat bisa segera menutup retakan-retakan tersebut dengan tanah untuk meninimalisasi aliran air yang masuk. Gerakan tanah dengan jenis rayapan merupakan jenis pergerakan yang lambat. Kondisi ini dimungkinkan karena topografi wilayah yang tidak terlalu terjal, sehingga gaya gravitasi yang menyebabkan longsoran juga tidak terlalu besar,” kata Kadeke usai mendapat petunjuk dari atasannya.

Dirinya pun langsung, memerintahkan anggota BPBD Bitung, yang berada diwilayah Kepulauan Lembeh, untuk dapat melakukan langka – langka antisipasi serta berkoordinasi dengan pemerintah setempat.

“Hal itu membuat gerakan tanah menjadi tidak terlalu cepat atau bersifat lambat. Kendati demikian, kondisi tersebut harus terus diwaspadai karena pergerakan tanah jenis rayapan biasanya membentuk retakan-retakan. Dan kejadian ini harus segera diantisipasi, takutnya nanti terjadi longsor,” tandasnya.

JENIS RAYAPAN TANAH

Sifat plastisitas tanah yang tinggi memungkinkan tanah untuk bergerak karena pengaruh air hujan. Air akan masuk ke dalam tanah dan mengubah karakter tanah yang padat menjadi cair sehingga memungkinkan tanah untuk bergerak dan berubah menjadi aliran tanah.

Pada wilayah dengan topografi tidak terlalu terjal biasanya terjadi gerakan tanah jenis rayapan dengan pergerakan yang lambat. Kondisi itu dimungkinkan karena gaya gravitasi yang menyebabkan longsoran juga tidak terlalu besar.

Gerakan tanah jenis rayapan ini, meskipun lambat, harus terus diwaspadai. Warga yang tinggal di sekitar lokasi harus mengamati secara berkala karena biasanya terjadi rekahan atau retakan-retakan pada permukaan tanah.

Saat hujan turun dengan intensitas tinggi dan durasi yang lama maka rekahan atau retakan tadi bisa menjadi media bagi air untuk masuk ke dalam tanah, sehingga karakter tanah akan menjadi lembek dan bisa menimbulkan longsoran yang lebih besar. (ayw)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *