Editor/Pewarta: Alfondswodi
BITUNG (Gawai.co) – Maknai May Day atau Hari Buruh International, sejumlah Serikat Buruh Kota Bitung melakukan aksi bakti sosial dengan menamakan Aliansi Persatuan Buruh Merdeka Bitung (PBMB).
Adapun serikat buruh yang tergabung dalam aliansi PBM Bitung, diantaranya; Serikat Awak Kapal Perikanan (SAKTI), Federasi Serikat Buruh Makanan, Minuman, Pariwisata, Restoran, Hotel dan Tembakau (FSB Kamiparho), Serikat Perempuan Pekerja Perikanan Sulawesi Utara (SP3SU), Federasi Serikat Pekerja Rokok, Tembakau, Makanan dan Minuman (RTMM) dan Federasi Serikat Pekerja Transport Indonesia (F SPTI).
Dikesempatan itu, Aliansi PBM Bitung, menyalurkan puluhan bantuan sosial berupa sembako dan makan ringan yang disalurkan ke Panti Asuhan Muhammadiyah diwilayah Kecamatan Madidir dan Yayasan Seafin Filadelfia diwilayah Kecamatan Matuari.
Ketua Federasi Serikat Buruh Kamiparho, Rusdi Makahinda dalam keterangannya menyampaikan, pemaknaan May Day di tahun 2025 pihaknya melakukan aksi sosial dan dialog terbuka.
“Peringatan May Day bagi kami (Aliansi PBM Bitung.red) di tahun 2025, berbeda dengan pemaknaan ditahun-tahun sebelumnya, dimana tahun – tahun sebelumnya peringatan May Day selalu diwarnai dengan aksi damai atau demonstrasi,” katanya saat mengelar konferensi pers usai kegiatan penyaluran bantuan sosial. Kamis (01/05/2025).
Lanjutnya, “Kali ini kami lebih mengedepankan aksi sosial, dimana aksi ini lebih menyentuh langsung kesebagian korban dari dampak pekerjaan baik itu dampak PHK ataupun meninggal dunia. Karena ada beberapa kasus di Kota Bitung para keluarga korban menitipkan anak mereka di panti asuhan,” bebernya.
Hal senada dikalimatkan Ketua Serikat Awak Kapal Perikanan (SAKTI) Sulawesi Utara Arnon Hiborang, yang menyampaikan rilis atau catatan perjalan pendampingan yang didampingi SAKTI Sulut, selang tahun 2024.
Hiborang yang saat itu didampingi Field Officer DFW Indonesia, tim National Fishers Center (NFC) Indonesia, Cindy Mudeng, menyampaikan ada 48 aduan yang masuk, termasuk kasus kematian dan kecelakaan kerja.
“Momentum May Day, kami Sakti Sulut, mendorong adanya sinergitas antar pemangku kepentingan untuk dapat mengedepankan kepentingan dan hak-hak para pekerja, khususnya pekerja dibidang maritim,” katanya.
Selain itu, dirinya menjelaskan jika pekerja di bidang maritim khususnya pekerja kapal atau ABK, rentan mengalami diskriminasi serta pembungkaman hak – hak pekerja.
“Mengapa sinergitas sangat penting? Karena para pekerja di sektor perikanan memiliki rentan resiko yang sangat tinggi! Ada berbagai kemungkinan terjadi salah satunya kegagalan sistem perkapalan, cuaca ekstrim yang dapat mengakibatkan kecelakaan fatal,” tandasnya.
Selain itu, dirinya pun menyentil keterbukaan Pemerintah Kota Bitung, terkait kebijakan disektor perikanan, salah satunya adalah Dewan Pengupahan Kota Bitung.
“Ada beberapa aspirasi yang harus kami sampaikan di momentum May Day saat ini, salah satunya transparasi terkait tindak-lanjut Dewan Pengupahan Kota Bitung, tripartit dan BPJS Kesehatan serta BPJS Ketenagakerjaan. Karena hingga saat ini Pemerintah Kota Bitung setelah masa transisi belum menyatakan secara terbuka ke publik apakah kebijakan BPJS ini masih seperti kebijakan di pemerintah sebelumnya,” harapannya sebelum mengakhiri keterangannya. (ayw)