Bitung  

Ekspansi Tambang Emas PT MSM/TTN Melafalkan Keluh Kesah Warga

Area PIT Alaskha anak Perusahan PT Archi Indonesia Tbk, yang hanya berjarak kurang dari 1 km ke pemukiman warga Pinasungkulan, di wilayah Kecamatan Ranowulu – Kota Bitung. (doc.foto: Gawai.co)

BITUNG (Gawai.co) – Ekspansi wilayah tambang emas anak perusahan PT Archi Indonesia. Tbk di wilayah Kecamatan Ranowulu – Kota Bitung, tepatnya di Kelurahan Pinasungkulan, melafalkan sejuta keluh kesah warga. Senin (20/12).

Pasalnya, wilayah eksplorasi PT Meares Soputan Mining dan PT Tambang Tondano Nusajaya (PT MSM/TTN) yang merupakan anak perusahan PT Archi Indonesia Tbk, saat ini sudah masuk dan membatasi akses jalan perkebunan warga Pinasungkulan.

Area ekplorasi di wilayah PIT (lubang tambang) Alaskha, yang berjarak kurang dari 1 km dari pemukiman warga, hampir dan bahkan lebih dari 24 jam non-stop beroperasi.

Saat penelusuran awak media, pada pekan lalu di wilayah jaga I Kelurahan Pinasungkulan, yang merupakan wilayah yang bakal TIDAK menjadi objek relokasi atas ekspansi tambang emas PT MSM/TTN.

“Kami sangat menyesalkan kalau relokasinya hanya di wilayah jaga II saja!, Coba dilihat berapa jauh jarak aktivitas tambang di pit alaskha dengan pemukiman kami? Apakah dampaknya hanya di jaga II saja?” sesal Olvi Kaunang salah satu warga Pinasungkulan saat bersua dengan awak media pada pekan lalu.

Selain itu, kata Olvi sejumlah warga yang akan memanfaatkan hasil  perkebunan mereka, harus mengeluarkan biaya tambahan dan tenaga.

“Kebun kami berada di wilayah yang harus melintasi area tambang. Dan apabila sudah waktu panen, hasil kebun kami harus mengeluarkan biaya tambahan karena tidak bisa melewati area tambang. Pihak tambang hanya memfasilitasi escort menuju area perkebunan” kata Olvi.

Tak hanya itu, Olvi saat ini sedang menanti cucu dari anak perempuannya yang saat ini sedang hamil 8 bulan, menceritakan kekhawatiran akan janin yang dikandung anak perempuannya terhadap dampak blasting serta mobilisasi aktivitas tambang.

“Putri saya saat ini sedang hamil 8 bulan, hampir setiap harinya tidak bisa beristirahat dengan baik. Diakibatkan aktivitas tambang, siang maupun malam  suara gemuruh alat berat dan aktivitas blasting non stop tanpa henti-hentinya” beber Olvi.

Iapun berharap,  rencana relokasi Kelurahan Pinasungkulan, untuk secepatnya di lakukan serta dapat melibatkan warga jaga I, bukannya hanya jaga II.

“Kalaupun rencana relokasi ini akan dilakukan, sekiranya dapat segera direalisasikan! Kami berharap pemerintah dapat memperhatikan akan nasip dan dampak yang telah kami alami saat ini” tandasnya.

Sementara itu,  pihak perusahaan PT Archi Indonesia Tbk, melalui Superintenden Public Relation External PT MSM/TTN, Hery Inyo Rumondor saat dikonfirmasi oleh awak media melalui pesan elektronik whatasapp, menangapi akan keluh kesah warga Pinasungkulan.

“Selama ini, jika ada warga yang akan ke kebun, kami selalu mengantar dengan pengawalan sekuriti (escort). Hal ini dilakukan semata untuk faktor keamanan, disebabkan harus melintasi wilayah penambangan” tulis Rumondor.

“Demikian juga, jika ada akses yang ditutup, hal ini pula mengutamakan keselamatan. Sepanjang warga meminta untuk di escort ke kami, akan tetap dilakukan pengawalan” kata Rumondor.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *