Bitung  

Dampingi Menteri PMK RI, Maurits Paparkan Potensi Industrial di Kota Bitung

Wali Kota Bitung, Maurits Mantiri saat mendampingi Menteri PMK RI, Muhadjir Effendy menerima Director bersama rombongan Internasional Port of Rotterdam. (foto: Istimewa)

Editor/Pewarta: Alfondswodi

BITUNG (Gawai.co) – Dampingi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) RI, Muhadjir Effendy, Walikota Bitung Maurits Mantiri menerima kunjungan Director Internasional Port of Rotterdam, Mr Rene Van Der Plas bersama rombongan saat bertandang ke Kota Bitung.

Dikesempatan itu, Wali Kota Bitung, Maurits Mantiri mendapatkan instruksi langsung oleh Gubernur Sulut, Olly Dondokambey untuk mendampingi Menteri PMK RI, saat menerima kunjungan rombongan International Port of Rotterdam.

Diketahui kunjungan Director bersama rombongan International Port of Rotterdam di Kota Bitung, bertujuan untuk membangun kerjasama melalui rencana investasi di Kota Cakalang ini.

Secara bergantian, Wali Kota Bitung bersama Menteri PMK RI, memaparkan potensi industrial di Kota Bitung, termasuk dengan dukungan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industri bagi investor yang akan mengembangkan industri.

“Kota Bitung merupakan kota perindustrian yang Kota memiliki aset, akses dan sumber daya yang strategis sebagai salah satu wilayah perikanan tangkap terbesar di wilayah equatorial dunia. Sebagaimana ditulis oleh Gubernur, Sulut sebagai pintu gerbang strategis untuk Indonesia,” kata Maurits.

Mengacu ke buku yang ditulis Olly, “Mengawal Indonesia di Gerbang Pasifik”, berdasarkan perspektif untuk mewujudkan cita-cita pahlawan nasional asal Sulut, Dr Sam Ratulangi yang merupakan Gubernur Sulawesi pertama dengan falsafah “Si tou timou tumou tou” yang artinya manusia baru dapat disebut sebagai manusia jika sudah dapat memanusiakan manusia.

Melalui buku itu, Olly, kata dia, menuangkan ide dan gagasan dalam membangun Sulut sebagai pintu gerbang pasifik dan menjadikan provinsi Sulut lebih hebat.

Sulut yang berada di antara benua Asia dan Australia mendapat perhatian khusus sebagai jalur perdagangan. Salah satu buktinya, dibukanya jalur penerbangan dari Singapura, China, Jepang, dan Korea menuju Sulawesi Utara mendapat respon cepat.

“Dengan terbukanya peluang investasi, Pak Olly meminta semua pihak harus dapat memanfaatkannya. Dengan begitu, Sulut dapat mandiri secara ekonomi sebagaimana yang dicita-citakan Presiden RI pertama, Soekarno,” katanya.

Selain dari hasil perikanan, kata Maurits, Kota Bitung juga kaya akan hasil perkebunan, terutama kelapa yang memiliki pasar sangat luas dan banyak peminatnya, baik dalam skala nasional maupun internasional.

Itu kata dia, didukung letak yang strategis mempermudah distribusi barang dan jasa ke wilayah Kota Bitung, sehingga biaya pengangkutan juga lebih murah dibandingkan dengan pelabuhan di daerah lain.

“Selama beberapa tahun terakhir, pemerintah pusat berketetapan menjadikan Kota Bitung sebagai garis depan perekonomian melalui penetapan Pelabuhan Bitung sebagai pelabuhan hub internasional,” katanya.

Hadir juga bersama Maurits di pertemuan itu, Port of Rotterdam, Mr Andre Toet, Senior Maritime Economist, Mr Carlos Zepeda, Director PT Pelabuhan Rotterdam Indonesia, Mrs Sarah Suhartono dan CEO PT Inerco Global Internasional, Hendrik Kawilarang Luntungan. (***/ayw)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *