WR Roni Tuna Sosok Dibalik Kesuksesan Fabiano Salettia Lolos IISMA 2022

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama Unima Drs. Jim Roni Tuna dan Mahasiswa FBS Fabiano Salettia. (Foto: ist)

Editor/Pewarta: Martsindy Rasuh

TONDANO (Gawai.co) – Sosok dibalik suksesnya Fabiano Youdi Pascalis Salettia, mahasiswa Universitas Negeri Manado (Unima) yang dinyatakan lolos program Indonesia International Student Mobility Award (IISMA) 2022 adalah Wakil Rektor (WR) Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama Drs. Jim Roni Tuna, MAP.

Atas peran serta WR Ronny Tuna, akhirnya Fabiano Salettia mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Jurusan Pendidikan Bahasa Asing, Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Jerman boleh mengemban pendidikan di luar negeri tepatnya di Humboldt Universität zu Berlin (University of Berlin).

Ketika diwawancarai, Fabiano Salettia mahasiswa semester 6 ini mengungkapkan, memang benar bahwa dalam proses sebelum dinyatakan lolos dibimbing langsung oleh WR Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama Drs. Jim Roni Tuna, MAP tentang apa saja yang harus dibuat dan dipersiapkan terlebih dahulu.

“Saya memang dibimbing oleh Sir Roni Tuna, berkaitan dengan hal-hal yang harus dibuat atau dipersiapkan sebelum mengikuti tes dan tahap demi tahap,” ungkap Fabian kepada media ini, Sabtu (21/5/2022).

“Jadi secara pribadi saya sangat berterima kasih kepada Sir Roni Tuna yang sudah membantu dengan senang hati hingga boleh mendapat kesempatan kuliah di luar negeri dan ikut program IISMA,” ujarnya.

Dilanjutkannya, kalau untuk proses, pertama itu seleksi berkas dan yang disiapkan antara lain Curriculum Vitae, biodata, sertifikat Bahasa Inggris, surat pernyataan dan sebagainya. “Dalam seleksi berkas ini yang diseleksi itu antara lain IPK, keterlibatan dalam organisasi kemahasiswaan di kampus, prestasi akademik maupun non akademik, kemampuan menjawab essay dari IISMA dan tentu saja kemampuan berbahasa Inggris yang harus diatas rata-rata,” sebut Fabian saat mengenang proses yang ia lewati pada tahapan seleksi.

Selain itu, kata dia, hal yang paling menantang ialah peserta harus punya sertifikat Bahasa Inggris. “Skor Bahasa Inggris harus diatas rata-rata, saya sendiri harus latihan rutin dan banyak belajar karena untuk standar skor IELTS 6,0 dan standar untuk skor Duolingo 100. Puji Tuhan hasil tes Duolingo Bahasa Inggris 135 jadi cukup memuaskan,” tuturnya.

Setelah itu, peserta harus menulis empat essay dalam Bahasa Inggris yang cukup sulit, disitu diinstruksikan untuk menuliskan prestasi akademik dan non akademik, hambatan dalam perkuliahan dan cara menyelesaikannya, kondisi kesehatan kita dan apa rencana kita untuk berinteraksi bersama masyarakat lokal dan internasional disana.

“Untuk penulisan essay sendiri cukup memakan waktu dan sangat kompleks sehingga saya banyak meminta bantuan untuk mereview essay baik pelatih National University Debating Championship (NUDC) Unima, teman setim debat, pengurus English Debating Society (EDS) Unima, teman dekat sampai kakak alumni penerima LPDP,” katanya.

Bukan hanya itu, ia pun berterima kasih kepada pihak Badan Kerja Sama Luar Negeri (BKLN) Unima yang sangat membantu dalam memberikan surat rekomendasi serta surat pernyataan lainnya.

Ia pun menyebut, untuk seleksi berkas sendiri sangatlah ketat persaingannya, karena dari 7.501 mahasiswa berprestasi, hanya diloloskan 2.200 orang. Kemudian, seleksi berikutnya adalah wawancara.

“Untuk wawancara saya harus mempersiapkan banyak hal. Selain itu juga banyak melakukan riset tentang negara tujuan, universitas tujuan, mata kuliah yang akan diambil, dan yang paling penting tentang diri kita sendiri,” sebutnya.

Dalam wawancara, kata Fabian, selain pengetahuan, sikap kita juga sangat dinilai. Proses wawancara berlangsung 25-30 menit lewat aplikasi zoom. Beberapa pertanyaan wawancara antara lain, apa saja potensi culture shock yang akan dialami dan bagaimana kita menghadapinya, apabila menemukan masalah apa yang akan kita lakukan, apa rencana kita apabila kita dipilih menjadi penerima beasiswa ini, apa manfaat beasiswa ini untuk diri kita dan orang-orang di sekitar kita, dan masih banyak lagi.

“Puji Tuhan saya bisa menjawab semua pertanyaan yang ditanyakan pewawancara waktu itu,” tuturnya.

Jadi, tambah Fabian, pengumuman untuk hasil seleksi pada tanggal 14 Mei, dari 2.200 mahasiswa yang lolos berkas, dipotong lagi menjadi 1.100an orang. Total mahasiswa yang membuat akun IISMA ada 19 ribuan. “Submit berkas ada 7.501 mahasiswa, yang lolos berkas 2.200 mahasiswa, namun yang lolos semua tahap dan akan berangkat ada 1.100an mahasiswa dari seluruh Indonesia, sedangkan dari Unima yang daftar lima orang dan saya satu-satunya yang dinyatakan lolos,” ungkapnya. (mrt)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *