Unima Makin Cemerlang

Rektor Unima Prof. Dr. Deitje A. Katuuk, M.Pd saat menandatangani dokumen program Matching Fund Kedaireka 2022 bermitra dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (Foto: ist)

Editor/Pewarta: Martsindy Rasuh

MAKASSAR (Gawai.co) – Unima makin cemerlang, satu lagi kejutan Rektor Prof. Dr. Deitje Adolfien Katuuk, M.Pd bersama tim. Setelah sukses beralih ke Badan Layanan Umum (BLU), pendirian Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), menjuarai Indikator Kinerja Utama (IKU) 2 dan 3 serta masuk 10 besar liga PTN Satker, serta prestasi lainnya.

Kali ini, rektor bersama Tim Unima Baru telah menuntaskan program Matching Fund Kedaireka 2022 dalam pembuatan super kapasitor, super charging, laboratorium dan pendirian Program Studi Energi Baru Terbarukan, diawali dengan penandatanganan dokumen di Makassar, Kamis (30/6/2022).

Program yang melibatkan 35 dosen ahli di bidangnya, 87 mahasiswa, dan puluhan anggota masyarakat ini akan menghasilkan beberapa hak paten, puluhan jurnal terakreditasi, dan ratusan IKU nantinya terintegrasi di dalamnya.

Diketahui, semua ini atas perjuangan yang diantaranya, Daud Hadi Winata dari PT Wijaya Karya, Rektor Unima Prof. Dr. Deitje A. Katuuk, M.Pd, Kabag Vivi Saroinsong, Juldin, Prof. Perry Rumengan, Prof. Dr. Hein Taunaumang, sebagai pioneer serta tim kerja.

“Hal ini akan menuntun Unima makin bersinar ke depan. Semua karena peran serta doa dan harapan civitas academica Unima. Amin,” ucap rektor usai menandatangani dokumen, di Makassar, Kamis (30/6/2022).

“Syukur kepada Tuhan, karena proses penandatanganan dan persiapan ke persiapan telah berjalan dengan baik. Terima kasih kepada seluruh anggota tim yang dipimpin Prof. Dr. Hein Taunaumang, M.Sc bersama Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan (LPIK) dibawa komando Prof. Dr. Perry Rumengan serta Bapak Daud Hadi Winata dari WiKA,” ungkap rektor.

Perlu diketahui, program Matching Fund Kedaireka ini kerja sama antara kampus, Dunia Usaha dan Industri (Dudi) serta pemerintah yaitu Kemendikbudristek juga masyarakat.

Di Unima sendiri, PT WiKA langsung bekerja sama dengan LPIK yang dipimpin Prof. Perry Rumengan selaku Ketua dan Sekretaris Glen Latuni. Diawali dengan penandatanganan MoU dan MoA beberapa waktu lalu.

Sekretaris LPIK Unima Glen Latuni ketika dihubungi mengungkapkan, usai menandatangani MoU dan MoA, disepakati bahwa akan ada pembangunan PLTS dari PT. WiKA lewat PT SUN Energy. Selanjutnya, kerja sama dalam program kedaireka. Yaitu lewat PLTS Unima akan menjadi pusat atau laboratorium energi baru terbarukan.

“Tempat belajar mahasiswa dan mendapat kesempatan untuk magang kerja di kantor WiKA Bogor. Kontrak juga termasuk pendirian prodi baru dengan nama Prodi Energi Baru Terbarukan,” tutur rektor.

Memang, lanjut Glen, tujuan utama sebenarnya adalah pembuatan Super Kapasitor atau Battery Daya Besar penyimpan energi, juga Super Charging, mesin charge lewat energi Surya, misalkan untuk digunakan di pom bensin.

Adapun program ini direncanakan pelaksanaan hanya dalam kurun waktu empat bulan. “Mahasiswa dan dosen bersatu menyukseskan pelaksanaannya,” sebut Latuni.

Lebih lanjut Latuni menjelaskan, bahwa bahan baku utama yakni arang menggunakan serabut kelapa dan bambu kering. Diharapkan hasilnya bisa dikomersilkan PT Wijaya Karya dan ada income/pendapatan untuk Unima.

“Tokoh utama yang mendorong semua kesuksesan ini adalah ibu Rektor Prof. Dr. Deitje Katuuk. Beliau kapan saja siap membantu tim dalam berkomunikasi dan pelaksanaan kerja. Walaupun larut malam beliau tetap terlibat,” tutupnya. (mrt)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *