Komitmen Nyata FBS Unima Lewat Program “Kampus Berdampak” Bersama Nelayan dan Sekolah Binaan

Foto bersama usai kegiatan. (Dok Gawai.co)

Editor/Pewarta: Martsindy Rasuh

TONDANO (Gawai.co) – Universitas Negeri Manado (Unima) melalui Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) resmi mencanangkan program Kampus Berdampak bersama desa binaan dan sekolah binaan, dalam sebuah acara kolaboratif yang penuh semangat dan nilai kemanusiaan. Kegiatan ini menjadi bukti nyata sinergi kampus, masyarakat nelayan, serta lembaga pendidikan untuk mendorong perubahan sosial dari akar rumput. Hal itu dibuktikan dengan suksesnya kegiatan Kampus Berdampak yang diselenggarakan FBS Unima, bertempat di Pesisir Pantai Kelurahan Bitung Karangria, Kota Manado, Selasa (27/5/2025).

Dalam kegiatan yang berlangsung hangat tersebut, Ketua Yayasan Kasih Pengharapan Abadi, dr. Felly Mambu, menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas dukungan Unima. “Kami sangat berterima kasih kepada Unima yang telah menjadi mitra aktif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ini bukan hanya tentang pendidikan, tetapi juga tentang menyelamatkan generasi muda dari bahaya narkotika dan pergaulan bebas,” ungkapnya dengan penuh haru.

Senada dengan itu, Kepala Sekolah MAN Model 1 Manado, H. Anis R. Toma, M.Pd.I, menyambut gembira penunjukan sekolahnya sebagai sekolah binaan. “Insya Allah, sekolah kami bisa menjadi model bagi sekolah lain, apalagi kami berada dekat pesisir. Ini peluang besar untuk memberdayakan masyarakat sekitar,” ujarnya.

Sementara itu, dalam sambutannya, Dekan FBS Unima, Dr. Grace Shirley Luntungan, M.Hum, menggarisbawahi pentingnya kolaborasi lintas sektor. “Program ini kami rancang untuk menyatukan kekuatan akademik dan kearifan lokal. Masyarakat nelayan adalah penjaga tradisi maritim, dan sekolah-sekolah pesisir menyimpan potensi luar biasa. Kami hadir untuk belajar dan mengajar secara timbal balik,” tegasnya.

Berbagai kegiatan dirancang dalam program ini, mulai dari pelatihan literasi, dokumentasi budaya pesisir, bengkel seni tradisional, hingga workshop penguatan kapasitas guru dan pembelajaran berbasis proyek. Kegiatan dirangkaikan dengan penandatanganan MoU antara FBS Unima dengan Yayasan Kasih Pengharapan Abadi.

Wakil Rektor Unima Bidang Perencanaan, Keuangan dan Umum, Prof. Dr. Donal Ratu, S.Pd., M.Hum, yang hadir mewakili rektor, menegaskan bahwa kegiatan ini adalah implementasi nyata dari program Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendikti Saintek).

“Kalau kampus tidak berdampak, maka kehadirannya patut dipertanyakan. Oleh sebab itu, program ini harus kita sukseskan bersama untuk membangun Indonesia dari desa,” katanya, sebelum secara resmi membuka dan mencanangkan Program Kampus Berdampak FBS Unima.

Acara semakin semarak dengan penampilan tarian tradisional Hassa Bawontehu Borgo, serta penghargaan kepada para siswa yang turut berpartisipasi dalam lomba seni. Salah satu pemenang lomba lukis dari SMA 9 Manado, Vivienne Lee Sera Kwa, menyampaikan rasa bangganya.

“Terima kasih kepada FBS Unima. Kegiatan seperti ini sangat memotivasi kami untuk terus berkarya,” ucap Vivienne.

Program Kampus Berdampak ini diharapkan menjadi model pengabdian masyarakat berbasis budaya, yang tidak hanya menyentuh aspek pendidikan, tetapi juga merawat jati diri lokal dalam arus globalisasi guna menjawab tantangan kemajuan zaman, serta implementasi dalam peningkatan kualitas nelayan, perikanan dan kelautan serta pendidikan.

 

Kegiatan ini turut dihadiri Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Keuangan dan Umum, Prof. Dr. Donal M. Ratu, M.Hum, yang merupakan pelaksana harian rektor didampingi Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof. M. Gidion Maru, M.Hum, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Dr. Lenny Leorina Simatupang, B.Sc., M.A., M.B.A., Ph.D, Ketua LP3M, Dr. Patricia Silangen, S.Pd., M.Si, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, Dr. Grace Shirley Luntungan Olvie, M.Hum, Wakil Dekan I, Dr. Glen Latuni, M.Sn, Wakil Dekan II, Amelia Gladys Sompotan, M.Hum, Wakil Dekan III, Fivy Andries, M.Pd, para pimpinan fakultas, dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa, serta kelompok nelayan dan guru-guru serta siswa perwakilan sekolah. (Mrt)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *