Bupati Joune Ganda Adu Akting Dengan Aktor Senior Ray Sahetapy

Keakraban Bupati Minut Joune Ganda dan aktor senior kawakan Ray Sahetapy ketika foto bersama kedua artis pemeran utama Brian Andrew dan Fiedra Azalia. (Foto: Cicilia Oday/Gawai.co)

Editor: Martsindy Rasuh
Penulis: Cicilia Oday

MINUT (Gawai.co) – Syuting Film Lokananta direncanakan mulai berlangsung Senin (7/2/2022) di Desa Likupang. Seperti diketahui, film yang mengambil sembilan titik lokasi di Kabupaten Minahasa Utara (Minut) ini mendapatkan dukungan penuh dari Bupati Minut Joune Ganda, tak hanya secara moril tapi juga lewat kontribusi langsung orang nomor satu di Tanah Tonsea ini.

“Awalnya kru film datang hanya untuk meminta izin syuting di Minut,” ujar Bupati Minut Joune Ganda di hadapan para tamu dan awak media saat syukuran dan talk show film Lokananta, Minggu (6/7/2022) di Joune Ganda Center.
Akan tetapi, bupati mengaku tertarik untuk terlibat langsung dengan berperan sebagai ayah dari tokoh utama pria. Untuk itu, bupati akan beradu akting dengan para aktor dan aktris muda berbakat yang juga berasal dari Sulawesi Utara (Sulut).

Tak hanya itu, Bupati Joune Ganda juga akan beradu akting dengan aktor senior kawakan Ray Sahetapy. Siapa tak kenal Ray Sahetapy, aktor senior ini telah memerankan berbagai film di tanah air, bahkan artis berdarah Ambon Manado ini juga pernah terlibat dalam salah satu film besutan Marvel Studio.

Pada kesempatan itu, keempat bintang duduk di atas panggung mewakili seluruh kru film Lokananta, diantaranya Brian Andrew, Fiedra Azalia, Ray Sahetapy dan Bupati Joune Ganda.

Sutradara Puguh PS Admaja menjelaskan bahwa Lokananta berkisah tentang hubungan asmara antara Loka dan Ananta. “Ananta, si pemeran perempuan, datang ke Manado tepatnya ke Minut, dan ia seorang musilm yang taat, lalu bertemu dengan Loka, seorang pemuda Kristen. Tapi waktu pertama kali bertemu, dia tidak tahu kalau Loka ini beragama Kristen,” jelas Puguh yang telah banyak menyutradarai berbagai film.

Lebih lanjut ia menjelaskan, film ini mengangkat isu tentang toleransi antar umat beragama dan konfliknya. “Penonton akan belajar menikmati cerita cinta yang berbeda dan secara persuasif. Pertama, penonton menikmati keindahan Sulut. Kedua, secara persuasif penonton tahu tentang alat musik kolintang. Sedangkan ketiga, beragam kuliner di Sulut,” jelasnya.

Adapun Produser Aris Kalangtara menambahkan bahwa film Lokananta merupakan interpretasi tentang musik Kolintang. Diketahui, alat musik yang berasal dari Sulut ini sedang dipersiapkan untuk menjadi warisan budaya UNESCO. “Secara harafiah kata Lokananta itu sendiri berarti gamelan di khayangan yang bisa berbunyi sendiri tanpa ditabuh,” pungkasnya. (cil)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *