Editor/Pewarta: Alfondswodi
BITUNG (Gawai.co) – Tingkatkan kualitas layanan masyarakat terkait kebijakan pengembangan dan identifikasi potensi permasalahan, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pusat bersama Unit Pelaksana Teknis (UPT) BMKG Stasiun Maritim serta Stasiun Mandatori mengelar Rapat Koordinasi Maritim (Rakormar). Kamis (15/12/2022).
Diketahui Rakormar tersebut dipimpin langsung oleh Kepala Pusat Meteorologi Maritim (Pusmetmar) BMKG, Eko Prasetyo, yang digelar selama tiga hari, sejak tanggal 09 – 11 Desember 2022, di Provinsi Bali.
Dikesempatan itu, Kepala Pusmetmar BMKG bersama seluruh UPT BMKG Stasiun Maritim serta Stasiun Mandatori se-Indonesia, membahas pembaharuan terhadap layanan meteorologi maritim sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan stakeholder terkait.
Menurut Prasetyo, Pusmetmar BMKG harus dapat memperkuat sistem manajemen operasional dalam tubuh organisasi baik, management peralatan dan inflastruktur, SDM dan management sistem informasi serta komunikasi antara Pusat dan Daerah.
“Hal ini dilakukan guna menentukan arah kebijakan pengembangan dan identifikasi potensi permasalahan, baik layanan informasi cuaca maritim yang lebih cepat, tepat, akurat dan luas jangkauannya serta mudah dipahami para pengguna,” kata Kepala Pusmetmar BMKG. Rabu (14/12/2022).
Selain itu kata Prasetyo, Informasi meteorologi maritim merupakan faktor penting untuk keselamatan pelayaran bahkan kegiatan perikanan.
“Untuk itu katanya kembali hal ini perlu adanya didukung penuh oleh seluruh Kepala UPT Stasiun Meteorologi Maritim dan Stasiun Meteorologi Mandatori BMKG seluruh Indonesia terkait dengan pembahasan update transformasi layanan maritim yang berbasis provinsi, serta penyelenggaraan kegiatan Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) untuk tahun 2023,” katanya kembali.
Sementara itu, para peserta dibekali materi implementasi kegiatan Marine Meteorological Services (MMS) dan juga materi pembahasan usulan kegiatan dari UPT Stasiun Meteorologi Maritim dan UPT Stasiun Meteorologi Mandatori BMKG.
“Kegiatan SLCN, BMKG berupaya dekat dengan masyarakat pesisir untuk meningkatkan pemahaman kepada para nelayan dan penyuluh perikanan terkait informasi cuaca dan iklim serta pemanfaatannya. Tahun 2022, BMKG telah menyelenggarakan kegiatan SLCN di 40 lokasi. Sehingga total sejak 2016 s/d 2021 telah diselenggarakan 138 lokasi SLCN di seluruh Indonesia. Tahun 2023 mendatang, penyelenggaraan kegiatan SLCN masih akan terus dilaksanakan di berbagai wilayah pesisir Indonesia,” tandasnya. (*/ayw)