Walikota Bitung Ikuti Seminar Nasional dan Bedah Buku Rekson Silaban

 

Editor: Redaksi Gawai.co

BITUNG (Gawai.co) – Seminar Nasional dan Bedah Buku Rekson Silaban bertajuk ‘Pergerakan Tanpa Batas’.

Giat tersebut dilakukan dalam rangka peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) dan diikuti oleh Walikota Bitung, Maurits Mantiri secara virtual diruangan S.H Sarundajang kantor Walikota. Kamis (27/05).

Selain itu, Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey berserta dengan Walikota Bitung didaulautkan untuk menyampaikan sambutan.

Dalam sambutan Walikota Bitung, menyampaikan di Harkitnas merupakan momentum dalam menyemangati dan membangun kesadaran untuk menghadapi permasalahan Bangsa Indonesia tanpa memandang suku, agama, ras dan golongan.

“Kita semua bercita-cita untuk memacu ekonomi dan kemajuan peradaban sebagai simbol kebangkitan bangsa. Kita sedang menuju Indonesia semakin digital agar semakin maju. Dalam kata lain, Kebangkitan Nasional di era baru ini ditandai dengan digitalisasi Indonesia,” ujar Maurits.

Bersama Wakil Wali Kota Bitung, Hengky Honandar, pihaknya telah berkomitmen melalui visi mewujudkan Bitung menjadi kota digital yang mandiri, sejahtera dan berkarakter, berlandaskan gotong royong.

“Dengan visi ini, kami ingin perkembangan digitalisasi di Kota Bitung dapat memberdayakan perekonomian masyarakat agar menjadi lebih sejahtera. Artinya, digitalisasi benar-benar dapat membawa manfaat dan nilai tambah ekonomi, bukan sekedar dipandang sebagai gaya hidup “modern” semata,” ujarnya kembali.

Seraya melanjutkan, “Digitalisasi juga dapat mendorong tumbuhnya gotong-royong melalui sociopreneurship yaitu kewirausahaan sosial yang tidak saja mengejar profit tetapi juga giving back to community. Sociopreneurship ini dapat diarahkan untuk penggalangan-penggalangan dana sosial yang dapat membantu pemerintah mengatasi permasalahan-permasalahan sosial,” jelasnya.

Dirinyapun menyampaikan ada empat hal pokok yang harus dipenuhi sebagai strategi utama digitalisasi di Kota Bitung. Pertama, bangun infrastruktur fisik dan jaringan digital. Kedua, meningkatkan kualitas SDM.

Ketiga, meningkatkan kapasitas untuk mengadopsi perubahan teknologi informasi dan komunikasi melalui institusi serta regulasi yang dapat mengimplementasikan prosedur yang sederhana dan ringkas (smart-shortcut procedure). Keempat, membangun pusat data daerah yang terintegrasi (one database).

“Mari kita samakan persepsi dan satukan komitmen seluruh elemen masyarakat untuk bangkit dan menjadi tangguh sebagai sebuah bangsa. Meningkatkan sinergita untuk memajukan industri lokal, serta mendorong pertumbuhan investasi dan iklim usaha yang kondusif dengan tetap mengutamakan kesejahteraan buruh lokal,” pungkasnya. (***/Alfondswodi)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *