Program 100 Hari Kerja Rektor Unima

 

Rektor Unima Prof Dr Deitje Katuuk. (ist)


Editor: Tim Gawai

TONDANO (Gawai.co) – Program perdana 100 hari kerja Rektor Universitas Negeri Manado (Unima) Prof Dr Deitje Adolfien Katuuk yakni menyelesaikan revisi statuta Organisasi dan Tata Kerja (OTK) dan melakukan konsolidasi di internal kampus. Hal ini disampaikannya dalam jumpa pers, usai melaksanakan ibadah syukur pelantikan rektor di kampus Unima, Rabu (9/9).

Disampaikan Prof Dei, statuta Unima memang sudah perlu direvisi. Karena statuta universitas merupakan bagian anggaran dasar bagi kampus itu dalam melaksanakan
Tridharma Perguruan Tinggi yang dipakai sebagai tolak ukur penyusunan kebijakan dan peraturan akademik dalam merencanakan, mengembangkan dan mengevaluasi kegiatan operasional sesuai dengan visi, misi dan tujuan universitas tersebut.

Kemudian, kata Prof Dei, statuta masing-masing Perguruan Tinggi Negeri (PTN) disusun sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, baik bidang akademik maupun non-akademik serta situasi, kondisi, dan dinamika yang berkembang pada PTN itu.

Dalam hal ini masing-masing universitas menyusun dan merumuskan statuta berdasarkan undang-undang kemudian diusulkan ke Kementerian untuk ditetapkan lewat peraturan menteri (Permen) bagi masing-masing universitas.

Untuk itu, statuta yang telah disusun sudah diusulkan ke kementerian. Sampai saat ini Unima masih tetap menunggu prosesnya. “Target kami pertama adalah menyelesaikan statuta OTK ini, karena sudah sangat perlu,” tutur orang nomor satu di Unima ini.

Selain statuta OTK, lanjut Katuuk, salah satu program 100 hari kedepan adalah konsolidasi internal Unima. “Dalam 100 hari kedepan kami pun akan melakukan konsolidasi bersama seluruh civitas akademika guna mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan untuk peningkatan kualitas pendidikan di Unima kedepan,” ujarnya.

Perlu diketahui, sesuai dengan visi misi rektor, dirinya memiliki inovasi brilian guna memajukan salah satu perguruan tinggi terkenal di Sulut, yakni dengan mewujudkan Unima maju dan unggul dengan pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum (BLU).

Kemudian, menghidupkan Unima Mapalus sebagai kearifan lokal dan bersinergi dengan Pemprov Sulut serta Kemendikbud RI dalam mewujudkan Unima sebagai kampus merdeka belajar serta berbagai program penelitian dan inovasi dengan Badan Riset Inovasi Nasional Kemenristek untuk membangun sistem manajemen terintegrasi berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

Hal ini pun tentu didukung dengan kepakaran Prof Dei sebagai Guru Besar Manajemen Pendidikan dengan motto “PINTAR KARENA ILMU, CERDAS KARENA GURU”.

Disampaikannya, dirinya sangat ingin menghidupkan kembali budaya kebersamaan Unima Mapalus yang sesuai dengan visi Presiden RI Jokowi dan visi Mendikbud RI Nadiem Makarim yaitu “Maju Berdasarkan Gotong Royong”.

“Unima adalah milik bersama dan harus dibangun dalam kebersamaan, demi kemajuan Unima, masyarakat, bangsa dan negara. Serta tentunya bagi kesejahteraan bersama,” ungkap Prof Dei dihadapan awak media.

“Saya ingin kita gotong royong wujudkan Unima yang lebih maju. Kemudian, program pendidikan nanti bersinergi dengan program-program Pemprov Sulawesi Utara yaitu peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk program Operasi Daerah Selesaikan Kemiskinan (ODSK),” tandasnya. (Tim Gawai)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *