Ketua LPPM Unima Menginisiasi Program Pengabdian di Lokasi Bencana Erupsi Gunung Ruang Sitaro

Ketua LPPM Unima, Dr. Armstrong F. Sompotan.

Editor/Pewarta: Martsindy Rasuh

TONDANO (Gawai.co) – Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Negeri Manado (Unima) membuka penerimaan Proposal Pengabdian Kepada Masyarakat untuk program pengabdian di lokasi bencana erupsi Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Provinsi Sulawesi Utara.

Keputusan ini atas inisiasi Ketua LPPM Unima, Dr. Armstrong F. Sompotan, SSi, MSi, sebagai respons atas bencana alam yang terjadi sejak Rabu (17/4/2024), yang menyebabkan sejumlah kerugian materiil dan non-materiil. Pengabdian dan penelitian ini pun telah mendapat persetujuan Rektor Prof. Dr. Deitje A. Katuuk, M.Pd yang juga direncanakan akan menghantar langsung tim pengabdian ke lokasi.

Ketua LPPM Unima, Dr. Armstrong F. Sompotan, SSi, MSi, menyatakan bahwa tema pengabdian yang diutamakan adalah kebencanaan, seperti mitigasi bencana, peduli bencana, revitalisasi pasca bencana, pendidikan bencana, dan lain-lain sesuai bidang keilmuan.

“Program pengabdian ini merupakan upaya nyata kami untuk turut serta dalam pemulihan dan pembangunan kembali daerah terdampak bencana erupsi Gunung Ruang. Kami mengundang para akademisi atau dosen yang siap berpartisipasi dalam proposal penelitian ini,” ujar Armstrong.

Lebih lanjut dikatakan Armstrong, penulisan proposal mengikuti ketentuan Panduan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat tahun 2024 dengan beberapa ketentuan sebagai berikut, jadwal pemasukan proposal pengabdian dilaksanakan mulai 30 April hingga 6 Mei 2024.

Kemudian, lanjut Sompotan, proposal pengabdian dimasukan pengusul di Kantor LPPM berupa hardcopy proposal dengan lembar pengesahan sudah ditandatangani dekan sebanyak dua rangkap dan softcopy proposal (dalam file pdf).

Dengan syarat pengusul yaitu, jabatan fungsional minimal assisten ahli, sudah memasukan laporan akhir dan luaran pengabdian kepada masyarakat tahun 2023. Kegiatan pengabdian melibatkan mahasiswa minimal dua orang. Sedangkan pelaksanaan kegiatan pengabdian mulai 14 Mei sampai 15 Juli 2024.

Doktor sains kebumian ini menjelaskan bahwa program pengabdian tersebut akan melibatkan para ahli, mahasiswa, dan tenaga kependidikan dari Unima untuk membantu pemulihan daerah terdampak.

“Program ini tidak hanya akan fokus pada penanganan darurat, tetapi juga akan meliputi upaya pemulihan, rehabilitasi, dan pemberdayaan masyarakat setempat,” tuturnya.

“Kami berharap program ini dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat yang terdampak bencana erupsi Gunung Ruang. Selain itu, kami juga berharap program ini dapat menjadi contoh kolaborasi yang baik antara perguruan tinggi dan masyarakat dalam menghadapi bencana alam,” ujar Armstrong.

Ditambahkannya, kiranya para dosen dapat aktif berpartisipasi dalam program pengabdian ini. Dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki, diharapkan para dosen dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam upaya pemulihan dan pembangunan kembali daerah terdampak bencana erupsi Gunung Ruang. (Mrt)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *