Editor/Pewarta: Martsindy Rasuh
MANADO (Gawai.co) – Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Manado (UNIMA), kembali menghadirkan program inspiratif melalui kegiatan “Pengenalan Budaya Jerman dan Prancis” di Desa Binaan Bitung Karangria, Manado, Jumat (3/10/2025).
Kegiatan yang bertepatan dengan Hari Penyatuan Jerman (Tag der Deutschen Einheit) ini menjadi momentum untuk memperkuat nilai-nilai kebersamaan, edukasi lintas budaya, serta semangat pengabdian masyarakat yang selaras dengan visi UNIMA sebagai Kampus Berdampak.

Program ini diprakarsai oleh Prof. Dr. Mister Gidion Maru, M.Hum., Dr. Grace Shirley Luntungan, M.Hum., dan Dr. Glenie Latuni, S.Pd., M.Sn., dengan dukungan penuh dari masyarakat dan pemerintah setempat. Kelas budaya ini diberikan secara gratis kepada anak-anak pesisir dan telah memasuki pertemuan ketiga, dilaksanakan setiap Jumat pukul 15.00–17.00 WITA.
Dalam sambutannya, Prof. Dr. Mister Gidion Maru, M.Hum. menegaskan pentingnya memperluas wawasan budaya sebagai bagian dari pendidikan karakter dan global citizenship.

“Belajar budaya bukan sekadar mengenal bahasa asing, tetapi memahami nilai, cara berpikir, dan semangat kebersamaan bangsa lain. Melalui kegiatan ini, anak-anak pesisir Bitung Karangria diajak menjadi warga dunia tanpa meninggalkan identitas lokal,” ujar Prof. Gidion.
Sementara itu, Dr. Grace Shirley Luntungan, M.Hum., menjelaskan bahwa kegiatan ini juga menjadi sarana nyata bagi mahasiswa dan dosen untuk menerapkan konsep Kampus Berdampak.
“Program ini mempertemukan dunia akademik dengan masyarakat. Anak-anak belajar budaya Jerman dan Prancis dengan cara yang menyenangkan, sementara dosen dan mahasiswa belajar bagaimana ilmu dapat diterjemahkan menjadi pelayanan sosial dan kemanusiaan,” tuturnya.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Lurah Bitung Karangria, Irwan Patroli; Ketua Nelayan Tongkole, Roy Runtuwene; Ketua Dharma Wanita FBS UNIMA, Pola Latuni Philip; serta Ibu-ibu PKK Tuminting yang dipimpin oleh Istina Junginger Liputo.

Kegiatan “Pengenalan Budaya Jerman dan Prancis” diharapkan dapat menjadi model pengabdian berkelanjutan bagi fakultas dan program studi lain di UNIMA. Melalui program ini, universitas berupaya memperkuat jejaring sosial dan budaya antarbangsa, menumbuhkan kepedulian sosial, serta menegaskan peran pendidikan tinggi dalam membangun literasi budaya global.
“Inilah bentuk nyata implementasi visi UNIMA sebagai Kampus Berdampak — hadir, berdaya, dan memberi arti bagi masyarakat,” tutup Dr. Glenie. (Mrt)

















