Tim PKM Unima Sukses Gelar Pelatihan Pengembangan P5 Berbasis Etnorealistik

Tim PKM Unima bersama guru TK Menara Perlindungan saat foto bersama di sela-sela kegiatan. (Foto: ist)

Penulis: Prof. Dr. Ichdar Domu, Dosen FMIPA Unima
Editor: Martsindy Rasuh

TONDANO (Gawai.co) – Pengabdian masyarakat merupakan salah satu darma dalam tri darma perguruan tinggi selain pendidikan dan penelitian. Oleh karena itu setiap dosen wajib melaksanakannya. Begitu juga dengan tim dosen Program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) Unima yang telah sukses melaksanakan kegiatan di TK Menara Perlindungan, Kelurahan Sagrat Weru 1, Kecamatan Matuari, Kota Bitung, Jumat (20/9/2024).

Kegiatan ini diawali dengan sosialisasi dan pelatihan kelompok guru. Kegiatan yang bertajuk “PEMBERDAYAAN KELOMPOK GURU DALAM MENGEMBANGKAN PROYEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA (P5) BERBASIS ETNOREALISTIK” dengan tujuan membimbing guru agar mampu merancang, membuat, dan menggunakan etnorealistik ke dalam pembelajaran guna mengembangkan Profil Pelajar Pancasila.

Kegiatan tersebut diketuai oleh Prof. Dr. Ichdar Domu dengan anggota Dra. Vivi Eleonara Regar, M.Si, Dr. Susi Aryani Manangin, SH., MH serta mahasiswa dari Prodi Pendidikan Matematika FMIPA Unima. Pendanaan kegiatan berasal dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DRTPM), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Acara juga dihadiri Ketua Yayasan Menara Perlindungan Semesta (YMPS), Dr. (Cand). Navel O. Mangelep, S.Pd., M.Pd selaku mitra pengabdian ini, serta para guru di TK Menara Perlindungan. Dalam sambutannya, Ketua YMPS mengapresiasi pelaksanaan kegiatan ini karena sangat membantu permasalahan mitra terkait tersedianya inovasi pembelajaran dalam rangka mengembangkan Profil Pelajar Pancasila bagi anak-anak sejak usia dini. Selain itu, dirinya berharap adanya sinergitas antara perguruan tinggi, sekolah, dan dinas pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan lewat kegiatan-kegiatan serupa di masa yang akan datang.

Guru-guru sasaran yang menjadi peserta sangat antusias dan fokus dalam mengikuti kegiatan yang ada. Salah satu guru yang menjadi peserta Defies Ransulangi, S.Th., menyatakan bahwa pengalaman belajar yang diperoleh pada kegiatan ini sangat bermanfaat karena berorientasi pada pendekatan budaya dan realistik (etnorealistik) dengan memanfaatkan alat peraga yang sejalan dengan pandangan pembelajaran abad 21 oleh UNESCO, sehingga dapat menghasilkan pembelajaran yang berkualitas.

Kegiatan ini diakhiri dengan kerja sama lanjutan berupa pendampingan pelaksanaan pembelajaran, kegiatan pengembangan literasi siswa lewat kerja sama dengan orang tua, serta pergelaran “GEBYAR PANCASILA” yang akan dilaksanakan pada 4 Oktober 2024 mendatang. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *