Editor/Pewarta: Martsindy Rasuh
TONDANO (Gawai.co) – Tim Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan Masyarakat (FIKKM) melalui Program Kemitraan Masyarakat (PKM) dengan diketuai salah satu peneliti LPPM Unima Prof. Dr. Achmad Paturusi, M.Kes.,AIFO melaksanakan kegiatan peningkatan kesehatan masyarakat sekolah melalui pelatihan pengukuran kebugaran jasmani di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Pusomaen, Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra).
Prof. Achmad mengangkat judul “Pengukuran Kebugaran Jasmani Siswa-Siswa SMA Negeri I Pusomaen Minahasa Tenggara” dengan harapan dapat berkontribusi di sekolah ini guna memberikan tempat pelayanan dan waktu kegiatan pengabdian kepada masyarakat serta keterlibatan siswa-siswa dan guru-guru.
Kebugaran atau kesegaran jasmani pada siswa-siswa remaja di SMA Negeri 1 Pusomaen dapat ditingkatkan dan dipertahankan melalui pelaksanaan program-program pembelajaran di sekolah yang sesuai dengan kondisi fisik dan situasi anak-anak remaja, baik program itu dilakukan secara umum atau kelembagaan, maupun secara perorangan atau individual. Namun sebenarnya, perlu diketahui secara pasti melalui tes dan pengukuran yang dilakukan dengan benar dan teliti. Untuk dapat memastikan, maka penulis ingin melakukan pengukuran dalam rangka meningkatkan tingkat kebugaran jasmani pada siswa-siswa SMA Negeri 1 Pusoman, Kabupaten Mitra.
Dalam hasil analisis data Tes Kebugaran Jasamani Indonesia (TKJI) yang diperoleh menunjukkan bahwa tingkat kebugaran jasmani siswa-siswa SMA Negeri 1 Pusomaen sebagian besar menunjukkan dengan memperlihatkan dengan kriteria yaitu dimulai dari kelas X dengan kriteria “baik” (9,40%), kriteria “sedang” (78,10%), kriteria “kurang” (12,50%). Kemudian pada kelas XI dimana siswa-siswa dengan kriteria “baik” (10,00%), kriteria “sedang” (53,33%), dan kiteria “kurang” (36,67%). Selanjutnya pada kelas XII dimana siswa-siswa memperoleh dengan kriteria “baik” (18,75%), kriteria “sedang” (43,75%), dan untuk kriteria “kurang” (37,50%). Selanjutnya pada kategori “baik sekali” tidak terdapaat satu siswapun, demikian pula pada pada kategori “kurang sekali”.
Artinya baik pada siswa-siswa yang ada pada kelas X, kelas XI dan kelas XII memiliki kategori “baik sekali” adalah “0” dan kategori “kurang sekali” adalah “0”. Dengan demikian secara keseluruhan berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa tingkat kebugaran jasmani siswa-siswa SMA Negeri 1 Pusomaen Kabupaten Minahasa Tenggara baik pada kelas X, kelas XI dan kelas XII menujukkan kategori “sedang”. Hasil ini memperlihatkan bahwa potret tingkat kebugaran jasmani siswa-siswa pada umumnya dan khususnya di SMA Negeri 1 Pusomaen masih lemah, olehnya masih perlu ditingkatkan sehingga capaian pada kategori “baik” dan “baik sekali” akan boleh terwujud.
Kontribusi mendasar pada khalayak sasaran adalah masih memiliki tingkat kebugaran jasmani serta kesehatan peserta didik serta menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia Indoensia seutuhnya, walaupun secara keseluruhan tingkat kebugaran berada pada kategori “sedang”.
Hasil akhir adalah berkontribusi terhadap siswa-siswa agar terjadinya peningkatan kemampuan hidup sehat dan kebugaran jasmani serta terciptanya lingkungan yang sehat, pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan siswa-siswa Indonesia seutuhnya. (Mrt)