Pewarta: Charles Talumingan
Manado (Gawai.co) – Walikota Manado, Andrei Angouw menanggapi kisru yang beredar di media sosial saat ini, yaitu terkait dana duka.
Andrei Angouw menjelaskan, program dana duka tersebut tidak ada dalam visi dan misi pemerintahan saat ini. Namun menurutnya, pemerintah perlu membantu orang yang sedang berduka.
“Dana duka itu tidam dalam visi dan misi Andrei Angouw dan Richard Sualang. Tapi sambil berjalan, kita (pemkot) merasa masyarakat yang berduka itu perlu di bantu yang berduka yang orang susah,” ujar Walikota Angouw, pada rilis kominfo Manado.
Pemerintah saat ini menganti program dana duka itu dengan program Bantuan Duka. Menurut walikota, program yang sudah berjalan selama setahun itu tidak dalam bentuk dana.
“Sudah setahun ini, dari awal tahun 2023, pemerintah Kota Manado mempunyai program. Namanya program Bantuan Duka. Program ini tidak dalam bentuk dana. Tujuannya untuk meminimalisir penyalahgunaan tentunya,” ucapnya.
Program Bantuan Duka tersebut diberikan kepada warga yang tergolong tidak mampu, yang sudah terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
“Bantuan duka itu berupa peti mati, perlengkapan duka, dan kain kafan. Sampai saat ini, rata-rata perbulan itu sekitar 70 peti mati dan sekitar 20 kain kafan yang diberikan Pemkot Manado kepada warga yang susah,” ucapnya.
Tak hanya itu, pemerintah juga memberikan BPJS ketenagakerjaan kepada warga Kota Manado yang merupakan pekerja rentan.
“Disamping itu, Pemkot Manado juga memberikan BPJS tenaga kerja, untuk masyarakat Kota Manado yang pekerja rentan. Pekerja informal, dan UMKM itu ada sekitar 30.000 warga Kota Manado yang ter cover BPJS Ketenagakerjaan dan itu dibayarkan oleh Pemkot Manado. Itu mendapatkan 42 juta. Tentu itu dipakai untuk penguburan juga, dan juga dipakai untuk kelangsungan hidup dari keluarga, anak sekolah dan lain sebagainya,” tutupnya.
(***/Cha)